NEW YORK, (Panjimas.com) – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson Ahad (17/09) lalu dilaporkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York.
Keduanya membahas mengenai konflik Suriah serta perang sipil yang telah berlangsung sejak tahun 2011.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert dalam sebuah pernyataan menuturkan bahwa Tillerson dan Lavrov “menyetujui dihentikannya konflik operasi militer di Suriah, serta mengurangi kekerasan dan menciptakan situasi yang mendukung bagi proses ‘Jenewa Procces’ untuk dilanjutkan.”, dikutip dari AA.
Awal pekan ini, pejabat diplomatik Turki dan Rusia mengatakan bahwa para pihak yang terlibat dalam perundingan damai Suriah di Astana Kazakhstan telah sepakat mengenai batas-batas final zona de-eskalasi militer di Provinsi Idlib Utara.
Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Kamis (21/09) mendatang di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-72.
Sekarang di tahun ketujuh, konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 500.000 jiwa dan memaksa jutaan penduduk mengungsi, demikian menurut data PBB.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa.[IZ]