JAKARTA, (Panjimas.com) – Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dalam risetnya berjudul ‘Hubungan antara Status Merokok Pada Pelajar dengan Iklan, Promosi dan Sponsor di Pulau Jawa’ menunjukkan produksi rokok di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan tren peningkatan.
“Badan kebijakan fiskal mencatat terjadi kenaikan produksi rokok dari 344,52 milyar batang pada 2014 menjadi 348,12 milyar di tahun 2015,” kata Ketua Umum IPM, Valendani Prakoso dalam acara diskusi di Aula KH. Ahmad Dahlan, Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Selasa (19/09).
Menurutnya perokok remaja menjadi salah satu kelompok usia yang turun andil dalam menyumbang tingginya angka tersebut.
“Mereka adalah perokok pemula yang terpengaruh oleh Citra buatan industri rokok melalui promosi dan iklan di berbagai media,” jelasnya.
Faktor yang mendorong remaja mengonsumsi rokok, jelasnya, adalah ketertarikan mereka dengan iklan, promosi, dan sponsor rokok.
“98,97 % responden mengaku pernah melihat iklan rokok dari berbagai media dan sebanyak 31,64% responden menyatakan bahwa iklan rokok yang selama ini beredar menarik,” tandasnya.
Angka tersebut berdasarkan kuesioner yang disebar kepada siswa sekolah menengah di 6 Ibu Kota Provinsi se-Jawa.
“Sebanyak 1261 pelajar dengan usia 8-16 tahun menjadi responden
Dari jumlah ini, presentase usia mulai merokok di kalangan pelajar meningkat di atas 15% pada usia 13-16 tahun,” ungkapnya.
Di rentang itu, sambungnya, persentase paling tinggi ada di usia 14 tahun sebesar 22%. 13-16 tahun merupakan usia remaja produktif pada jenjang SMP-SMA. [TM]