KLATEN, (Panjimas.com) – Komandan Kokam Jawa Tengah (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah), Muhammad Ismail tidak sependapat dengan pernyataan Komisioner KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) bidang pendidikan, Retno Listyarti yang menyebut Film PKI tidak layak untuk anak.
Menurut Retno film tersebut muncul beberapa adegan sadis dan penuh kekerasan. “Ketika para perwira militer diculik dari rumahnya. Mulai ditembaknya Jenderal Ahmad Yani oleh pasukan Tjakrabirawa hingga darah yang menetes dari tubuh Ade Irma Nasution, termasuk adegan saat anggota Gerwani menyilet salah satu wajah korban,” ucapnya.
Ismail mengatakan bahwa justru film kekejaman PKI sangat bagus ditonton generasi muda. Menurut dia film tersebut sangat mendidik karakter untuk cinta NKRI.
“Saya punya CD film G30S PKI dan operasi Blitar Selatan. Bukan masalah patut dan tidak patut dilihat, film tersebut sangat mendidik karakter tuk cinta NKRI dan perjuangan bangsa. Orang komunis bukan pejuang merebut NKRI dari penjajah. Orang komunis bukan pendiri NKRI, tetapi komunis penyandera para pemimpin NKRI dengan berbagai ancaman dan fitnah,” jelas dia, Senin (18/9/2017).
Ismail menilai saat ini Komunis Gaya Baru (KGB) sebagai generasi neo PKI telah menguasai lembaga strategis di pemerintah. Untuk itu, dia meminta acara nonton bareng film PKI harus bisa disebarluaskan.
“Gaungkan dan selenggarakan nonton bareng film G30S PKI di seluruh pelosok NKRI. Pemerintah lewat mendagri membolehkan film tersebut diputar kembali,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ismail meminta orang tua bisa mendampingi dan menjelaskan kondisi sebenarnya perilaku kebiadaban komunis yang melakukan gerakan pada 30 September 1965.
“Jika pas nonton, orang tua harus menjelaskan tentang film tersebut bahwa PKI pengbianat NKRI,” pungkasnya. [SY]