BOGOR, (Panjimas.com) – Direktur LBH Jakarta, Alghiffari Aqsha menjelaskan tekanan warga yang ingin menutup Ponpes Ibnu Mas’ud dapat menciptakan pemikiran radikal pada santri.
“Pembubaran hanya membuat para santri menjadi radikal,” katanya kepada Panjimas.com di Ponpes Ibnu Mas’ud, Bogor, Jawa Barat, Ahad (17/09).
Menurutnya pemikiran radikal muncul akibat kemarahan santri kepada pemerintah yang mendukung penutupan pesantren oleh warga.
Alghif sapaan akrabnya menjelaskan, pemkab bersama kepolisian setempat harusnya menghukum pelaku pembakaran umbul-umbul bukan malah dihubungkan dengan pesantren.
“Pesantren sudah menjalankan fungsi negara mendidik anak-anak yang seharusnya dilindungi oleh negara,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ponpes Ibnu Mas’ud didesak untuk ditutup, hanya lantaran ada salah satu staffnya yang diduga membakar umbul-umbul.
Tindakan sewenang-wenang pihak yang melakukan tekanan penutupan dengan pengerahan massa pun dikecam berbagai pihak, di antaranya Amnesty Internasional Indonesia.
Sementara itu, Tim Advokasi Ponpes Ibnu Mas’ud hingga kini terus mengupayakan rencana penutupan itu dihentikan dan agar pesantren bisa beroperasi kembali. [TM]