LONDON, (Panjimas.com) – Tingkat ancaman teror di Inggris telah dinaikkan statusnya ke tingkat tertinggi yakni status “kritis,” yang berarti serangan teror sangat potensial terjadi dalam waktu dekat.
Peningkatan status “kritis” tersebut menyusul ledakan bom Jumat (15/09) di sebuah stasiun kereta bawah tanah London “Parsons Green”, London Barat yang melukai 22 orang.
Tingkat ancaman teror di Inggris terdiri dari lima tingkatan, dan akan meningkat menjadi “kritis” – yang berarti sebuah serangan diperkirakan “segera” terjadi – demikian menurut lembaga intelijen domestik MI5.
Tingkat ancaman terbaru dinaikan ke tingkat tertinggi menyusul pemboman konser di bulan Mei, yang menewaskan 22 jiwa, dan status itu bertahan di sana selama beberapa hari.
Operasi perburuan sedang dilakukan terhadap pelaku bom, yang berusaha meledakkan kereta bawah tanah pada jam sibuk Jumat pagi (15/09).
Seorang perwira senior kontraterorisme Inggris Mark Rowley dalam sebuah konferensi pers menuturkan bahwa ledakan bom tersebut disebabkan oleh alat peledak rakitan yang diduga (IED). Rowley mengatakan bahwa lebih banyak polisi akan dikerahkan di London, terutama di jaringan transportasi ibu kota, dikutip dari AA.
Ratusan Penyelidik
Dalam sebuah konferensi pers yang terpisah pada hari Jumat malam, Rowley mengatakan penyelidikan skala penuh atas insiden tersebut sedang berlangsung, dengan ratusan petugas polisi menyelidiki jam rekaman CCTV untuk mengetahui siapa yang berada di balik serangan tersebut.
Gambar-gambar dari bagian dalam kereta penumpang yang dipasang secara online menunjukkan ember putih dengan kabel yang menonjol dari sana, terbakar, di dalam sebuah tas supermarket.
Stasiun Parsons Green dan jalan-jalan di sekitarnya ditutup, dan polisi meminta penduduk LOndon untuk menghindari daerah tersebut saat operasi perburuan untuk menemukan pelaku bom terus berlanjut.
Rekaman video dari tempat kejadian juga menunjukkan penumpang dilarikan dari kereta oleh polisi.
Setelah kejadian itu 29 orang mendapat perawatan di rumah sakit karena sebagian besar mengalami luka bakar.
Dengan tingkat ancaman teror pada personil militer yang kritis, Inggris dapat mengerahkan polisi dalam tugas-tugas perlindungan di lokasi-lokasi utama seperti Istana Buckingham, gedung-gedung pemerintah dan parlemen, serta pada acara penting di seluruh negeri.[IZ]