PARIS, (Panjimas.com) – Seorang pria ditangkap di Paris hari Jumat (15/09) menyusul laporan penyerangan terhadap seorang tentara dengan menggunakan pisau, demikian pernyataan Menteri Pertahanan Prancis.
Tentara tersebut adalah bagian dari Operasi Sentinel – sebuah operasi keamanan anti-teror nasional yang bertujuan untuk “melindungi dan mencegah serangan” di Prancis.
Pada hari Jumat (15/09), Pelaku dilaporkan menyerang tentara tersebut dari belakang sementara tentara itu sedang berpatroli di stasiun Metro Central Chatelet di ibukota sekitar pukul 6.30 pagi (04.30 GMT), demikian menurut laporan media.
Tentara anti-teror itu lolos dari serangan tanpa cedera.
Menteri Pertahanan Florence Parly mengkonfirmasi insiden tersebut dalam sebuah wawancara dengan radio Prancis “Europe 1”.
“Kami tidak tahu lebih banyak tentang niat ‘agresor’ yang ditangkap,” pungkasnya, dikutip dari AA.
Menhan Parly menambahkan bahwa serangan tersebut “melegitimasi sepenuhnya” langkah-langkah keamanan baru yang diambil oleh Kementerian Pertahanan untuk memodifikasi ‘Operasi Sentinel’, yang bertujuan membuat serangan “lebih tidak dapat diprediksi, bahkan lebih tidak terdeteksi oleh para penyerang potensial”.
Dia mengatakan jumlah tentara yang terlibat dalam operasi tersebut [Sentinel] akan tetap di angka 7.000 personil.
Prancis dalam status siaga tinggi dengan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan pasca serangan teror mematikan selama dua tahun terakhir.
Ini adalah serangan keenam terhadap Tentara Operasi Sentinel sejak 2015.[IZ]