SOLO (Panjimas.com) – Dialog pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan birokrasi kampus oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dalam pencegahan terorisme digelar di Ruang Senat Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Rabu (13/9/2017).
Wakil Rektor UNS, Darsono dalam sambutannya mengatakan dialog yang membahas pencegahan terorisme harus ditangani bersama.
“Harapan kami bahwa proses pencegahan terorisme harus ditangani bersama, bahasa jawane kroyoan bersama,” ujar Darsono dihadapan peserta yang mayoritas dari Mahasiswa Soloraya.
“Ini dialog yang berat, karena menyangkut peradaban. Terorisme itu intinya menakut-nakuti untuk memperoleh tujuan tertentu. Intinya sebuah kejahatan, yang berkembang dimasyarakat maka masyarakatlah yang mencegahnya,” imbuhnya.
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjend Pol.Ir.Hamli mengatakan bahwa terorisme bisa terjadi dimanapun. Mahasiswa, menurutnya menjadi modal besar membendung paham radikal.
“Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pola-pola gerakan radikal di lembaga kampus-kampus. Perlu menyadarkan terorisme sebagai persoalan ideologi yang tidak sesuai pandangan hidup bangsa Indonesia,” kata Hamli.
Sesi pertama acara tersebut dibahas tentang tema membumikan Pancasila, Perang birokrasi Kampus dalam pencegahan terorisme dan radikalisme Kampus dan Dakwah Islam Wasathiyah. Turut hadir Ustadz Abu Tholut mantan terpidana kasus terorisme. [SY]