TAMBUN (Panjimas.com) – Dalam temu kangen dan Launching Markas Hufaz, Sabtu (9/9/2017) di Ballroom Hotel At Home lt.2, Metland Tambun, Ustadz Dr Daud Rasyid menyambut baik Program Tahfizh Qur’an yang dilakukan oleh Rumah Infaq Indonesia.
Hadir sebagai narasumber dalam lauching tersebut, Ustadz. Yusman Dawolo (Mudir Markas Hufaz), dan Ustadz Yahyadhin Munthe (Direktur Markas Hufaz).
Dalam tausyiahnya, eks Masjid Indonesia al-Hikmah, New York City, mengaku senang dengan semakin banyaknya para penghapal Al Qur’an di Indonesia. Bahkan kian berkembang lembaga dakwah dengan program tahfizhnya.
“Sungguh beruntung orang yang menghapal Qur’an. Hadirnya lembaga Tahfidz di negeri ini turut menciptakan generasi bangsa yang hafidz, cerdas dan senantiasa berjihad di jalan Allah,” kata ahli hadits jebolan Universitas Al Azhar, Kairo ini.
Selama tinggal di Ameri Serikat, Ustadz Daud menceritakan pengalamannya, bahwa rata-rata Imam Masjid di sana hafizh Qur’an. Ketika ia melamar jadi Imam Masjid di New York City, syarat pertama untuk bisa diterima sebagai Imam Masjid adalah hafizh atau penghapal Al Qur’an.
“Jangan dikira, di negeri yang muslimnya minoritas, ada banyak penghapal Al Qur’an di AS. Awalnya mereka buat sekolah tahfizh. Bahkan, setiap masjid punya lembaga tahfizh. Setiap Senin-Sabtu, mereka selain diajari ilmu Fiqh dan Tauhid, juga fokus dengan program menghapal al-Qur’an.”
Para hafizh bukan dari import negara lain, meski awalnya para gurunya datang dari negeri muslim. Siapa sangka, di Amerika, kini telah banyak melahirkan para huffazh.
Ustadz Daud Rasyid berpesan, umat Islam, khususnya generasi mudanya, hendaknya tidak terpisahkan dengan Al Qur;an. Seperti halnya ikan yang tak terpisah dengan air. “Teruslah melakukan tilawah, baca Qur’an dengan tertib dan tartil. Kemudian mentadabburinya, lalu amalkan.”
Pesan untuk para santri yang sedang menghapal Qur’an, kata Ustadz Daud, teruslah murojaah atau mengulang-ulang bacaan. “Menghapal Qur’an itu butuh waktu, ketekunan dan terus mengulang-ulang.
Di akhir tausyiahnya, Ustadz Daud mengingatkan dirinya dan peserta yang hadir, agar jangan menjadi seorang penghapal Qur’an yang celaka. Jangan sampe baca Qur’an tapi celaka. Akhlaknya bukan seorang muslim, juga bukan seperti orang beriman. Hatinya penuh hasad, dengki dan pendendam.
“Jangan sampe Al Qur’an melaknat kita. Jadikan al-Quran sebagai pembela kita di Hari Akhir nanti. Karena itu amalkan kandungan isinya, jangan cuma dibaca dan dihapal,” tukas Ustadz Daud. (desastian)