JAKARTA, (Panjimas.com) – Fakta bahwa sampai hari ini masih terus berlangsung pembantaian dan pembunuhan kaum muslimin di Rohingya oleh tentara rezim Myanmar dan para bikshu Buddha kejam tidak berperikemanusiaan di Myanmar adalah sesuatu yang tidak terbantahkan lagi kondisinya.
Untuk menanyakan lebih jauh tentang kondisi tersebut Panjimas menanyakan persoalan ini kepada Akmal Sjafril, seorang peniliti di INSIST yang juga Koordinator Pusat (Korpus) Indonesia Tanpa JIL (ITJ). Melalui pernyataan tertulisnya Akmal menilai apa yang terjadi di Rohingya adalah sebuah genocida.
“Apa pun alasan yang dikemukakan kemudian, faktanya yang terjadi disana adalah pembersihan etnis dan pembantaian terhadap orang-orang muslim Rohingya itu adalah benar-benar terjadi, dan hal ini yang tak bisa dibenarkan oleh standar kemanusiaan yang mana pun, apalagi oleh Islam,” ujar Akmal.
Tentang pembelaan umat Islam di seluruh dunia kepada rakyat Rohingya, Akmal memiliki sebuah pandangan bagaimana selayaknya perjuangan kaum muslimin itu.
“Bagaimana pun orang-orang di Rohingya sana adalah saudara saudara kita juga kaum Muslimin, dan setiap Muslim adalah bagian dari bagian umat ini yang mempunyai tugas harus melakukan pembelaan dan perjuangkan,” tutur Akmal.
Terkait bagaimana perjuangan kaum muslimin di seluruh dunia terjadap isu Rohingya ini yang harus terus diperjuangkan dan disuarakan terus menerus agar umat Islam seluruh dunia tahu terhadap apa yang terjadi, peneliti muda dari INSIST ini memiliki pandangan yang menarik.
“Umat Muslim dan dunia Islam sudah semestinya mengerahkan segala daya dan upaya yang dimungkinkan untuk menyelamatkan saudara-saudaranya ini, dan tidak layak untuk berdiam diri dan bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa.Apa yang bisa dilakukan maka lakukanlah untuk bisa membantu saudara disana itu,” pungkasnya. [ES]