LONDON, (Panjimas.com) – Sebanyak 772 warga sipil terbunuh di Suriah bulan lalu, menurut sebuah laporan terbaru Syrian Network for Human Rights (SNHR), dilansir oleh Anadolu.
SNHR, merupakan LSM bermarkas di London yang mengabdikan diri untuk melacak pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia di Suriah yang bergejolak.
Dalam sebuah laporan bulanan yang dikeluarkan pada hari Ahad (03/09) lalu, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) mendokumentasikan kematian warga sipil di seluruh wilayah Suriah selama bulan Agustus.
Menurut SNHR, pasukan koalisi internasional yang dipimpin oleh A.S. – bertanggung jawab atas sebagian besar kematian warga Suriah pada bulan Agustus lalu.
Laporan SNHR menemukan setidaknya 285 warga sipil, termasuk 58 perempuan dan 97 anak-anak, dibunuh oleh pasukan koalisi pimpinan AS selama bulan lalu.
Pasukan rezim Assad, sementara itu, bertanggung jawab atas 229 kematian warga sipil, termasuk 17 wanita dan 24 anak-anak. Dari jumlah tersebut, 27 meninggal dunia akibat penyiksaan, menurut laporan SNHR.
SNHR mengatakan bahwa kelompok komunis PKK / PYD bertanggung jawab atas 54 kematian warga sipil, termasuk 7 perempuan dan 10 anak-anak.
102 warga sipil lainnya terbunuh oleh kelompok Islamic State (IS), sementara 5 lainnya terbunuh oleh Front Fateh al-Sham (sebelumnya dikenal sebagai Front Al-Nusra).
Laporan SNHR juga menyebutkan bahwa pasukan Rusia bertanggung jawab atas 11 kematian warga sipil.
Namun, SNHR tidak dapat mengidentifikasi kematian warga sipil yang tersisa.
Menurut laporan yang dirilis Ahad (03/09), kematian bulan Agustus menjadikan jumlah korban sipil di Suriah sejak 1 Januari menjadi lebih dari 7.200 jiwa.
Sekarang di tahun ketujuh, konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 500.000 jiwa dan memaksa jutaan penduduk mengungsi, demikian menurut data PBB.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa.[IZ]