DENPASAR, (Panjimas.com) – Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU) menyelenggarakan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) di Bali pada tanggal 5-7 September 2017 untuk menguatkan konsolidasi organisasi dan memantapkan program kerja. Acara Rapimnas dibuka oleh kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Surya Candra Suropati dan keynote speaker Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta.
Kiai Cholil Nafis, Ketua Umum Fapsedu, dalam sambutannya yang disampaikan melalui pesan tertulisnya kepada Panjimas pada Kamis (6/9/17) mengatakan bahwa Fapsedu merupakan manifestasi spirit keagaman untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Menurutnya, Fapsedu yang berdiri pada tanggal 28 Juni 2008 dan kini bertepatan dengan milad ke-10, harus ikut berperan aktif dalam mendukung Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
“Karena itu, pada Rapimnas kali ini, kami. mengangkat tema: “Revitalisasi Peran Tokoh Agama dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkarakter dan Berwawasan Kebangsaan”. Menurutnya, tema ini diangkat untuk meningkatknan peran tokoh agama dalam membangun kualitas manusia Indonesia yang sebentar lagi akan mendapatkan bonus demografi,” ujar Kyai Cholil.
Lebih lanjut dirinya mengingatkan bonus demografi hanya akan menguntungkan jika SDM bangsa Indonesia berkualitas.
‘Kondisi SDM bangsa Indonesia masih tertinggal. Seperti kesehatan fisik dan intelektual di Indonesia belum menggembirakan. Stunting (pendek fisik dan intelektual) di Indonesia masih 37 persen. Hal ini akibat kurang gizi saat ibu hamil dan anak balita. Tenaga kerja Indonesia masih 60 persen lulusan sekolah dasar. Indek pembangunan manusia masih di peringkat 113 dari 188 negara. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2016 sebanyak 27,76 juta jiwa atau 10,70% secara persentase,” tegasnya.
Kondisi Indonesia yang masih tertinggal dari negara-negara maju memangil tangung jawab tokoh-tokoh agama untuk memajukan bangsa sebagai komitmen keagamaan dalam mengisi kemerdekaan. Bagi forum lintas agama dalam wadah Fapsedu menganggap kebhinekaan adalah sesuatu yang sudah final, dan tugas generasi berikutnya adalah mengisinya untuk mencapai cita-cita kemerdekaan.
“Para tokoh lintas agama berkewajiban menjadikan titik kebersamaan dalam nilai-nilai agama untuk menyejahterakan masyarakat. Dan, yang paling mendasar dari membangun sumberdaya manusia agar dapat menjadi bangsa yang kompetitif adalah harus dimulai dari keluarga. Sebab keluarga adalah komunitas terkecil dari masyarakat nasional dan dunia,” pungkasnya. [ES]