JAKARTA, (Panjimas.com) – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) menggelar unjuk rasa serentak di 50 titik seluruh Indonesia pada Kamis (07/09). Aksi yang akan dilakukan bertujuan mengecam genosida yang terjadi di Rakhine, Myanmar terhadap Muslim Rohingya.
Khusus di Jakarta, aksi dilakukan di depan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Massa mengadakan aksi long march dari Bundaran HI menuju kedubes Myanmar dan lanjut ke gedung ASEAN.
Ketua Umum PP KAMMI, Kartika Nur Rakhman mengecam kejahatan kemanusiaan terhadap etnis Rohingya di Rakhine Myanmar yang telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
“Laporan dari International State Crime Initiative (ISCI) Queen Mary University of London menyebutkan bahwa apa yang terjadi di Rakhine adalah tahapan menuju genosida etnis Rohingya. Hal ini tentu saja sebuah kejahatan luar biasa yang harus dihentikan oleh masyarakat internasional,” katanya kepada Panjimas.com, Kamis (07/09).
Untuk itu, dia meminta Dunia Internasional untuk terus memberikan tekanan terhadap Myanmar supaya menghentikan Tindakan pembersihan etnis dan mengakui kewarganegaraan etnis Rohingya.
“PBB dan ASEAN harus punya solusi konkrit sehingga konflik ini bisa segera terselesaikan dan masyarakat Rohingya bisa hidup dengan aman serta damai ditanah ke lahirannya,” pungkasnya.
Sementara itu Koordinator lapangan, Bayu Anggara menjelaskan aksi Solidaritas Untuk Rohingya yang dilakukan di 50 titik dari Aceh sampai Papua merupakan bentuk keresahan dari masyarakat seluruh Indonesia terhadap pembersihan etnis di Rakhine Myanmar.
“Aksi ini juga bentuk dukungan moril bagi Pemerintahan Indonesia untuk berperan aktif dalam mengatasi konflik di Rakhine Myanmar” tandas Bayu.
“Kunjungan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi ke Myanmar dan Banglades diharapkan bisa meredakan konflik tersebut dan membuka akses bagi pengiriman bantuan ke wilayah terdampak,” lanjut Bayu.
Terakhir bayu, mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia dari pihak-pihak yang mencoba memnfaatkan isu konflik Rohingya untuk kepentingan yang destruktif.
“Empati masyarakat terhadap konflik Rohingya bisa dilakukan dengan cara-cara yang konstruktif seperti penggalangan dana kemanusiaan bagi pengungsi Rohingya,” tutupnya. [TM]