SOLO (Panjimas.com) – Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Solo Raya menggelar aksi solidaritas Rohingya di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Mereka menuntut Dubes Myanmar pergi dari Indonesia. Pasalnya lebih dari 38.000 warna etnis Rohingya diusir dari Myanmar untuk keselamatan mereka. Demi menghindari operasi militer, etnis Rohingya yang menyeberang ke Bangladesh pun tidak diterima.
“Kita menuntut pemerintah mengusir Kedubes Myanmar dari negeri kita tercinta. Karena Myanmar telah membunuh dan mengusir saudara muslim kita Rohingya,” kata Agus, Kamis (7/9/2017).
Hingga detik ini penyelesaian kasus Rohingnya masih sebatas normatif, Agus berharap muncul pemimpin yang bisa menyatukan umat Islam di Asia Tenggara.
“Lebih dari 400 orang tewas, dan 2625 rumah dibakar, ini bukan pembantaian biasa tetapi sudah sistematis. Yang disasar etnis tertentu yaitu Islam. Maka kita butuh ketegasan pemimpin,” lanjutnya.
Agus meminta pemerintah aktif menekan pemerintahan Myanmar dan berani mengirimkan militer untuk menghentikan aksi pembantaian yang masih berlanjut.
“Pemerintah mempunyai kekuatan militer, ini perlu dikirim ke Myanmar untuk menghentikan aksi pembantaian,” pungkasnya. [SY]