RAMALLAH, (Panjimas.com) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyuarakan harapannya pada hari Jumat (01/09) – hari pertama Idul Adha bagi umat Muslim. Abbas berharap bahwa pada kesempatab Idul Fitri tahun depan Ia akan melihat kota Yerusalem “dibebaskan dari pendudukan Israel”.
Dalam sebuah pernyataan singkat kepada para wartawan setelah menunaikan salat Idul Adha di Kantor Presiden di kota Ramallah, Tepi Barat, Abbas menyatakan harapan besarnya itu demi kebahagiaan dunia Arab dan Muslim.
“Eid Mubarak untuk negara-negara Arab dan Muslim,” katanya.
“Pada Idul Fitri tahun depan, kami berharap dapat melihat pembebasan Al-Quds Al-Sharif [Yerusalem] dan pembebasan saudara-saudara kami yang dipenjara [yang ditahan oleh Israel]”, seperti dilansir Anadolu Ajensi.
Tak lama setelah itu, didampingi oleh pejabat senior Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas meletakkan karangan bunga di makam Presiden Palestina ssebeumnya yang juga merupakan ikon perlawanan rakyat Palestina, Yasser Arafat.
Sementara itu, di kota Hebron, Tepi Barat, ribuan rakyat Palestina berbondong-bondong menunaikan salat Idul Adha di Masjid Ibrahimi, yang dibuka oleh pemerintah Israel kepada Muslim Palestina.
Kemudian di Jalur Gaza yang diblokade, Ahmed Bahar, Wakil Ketua 1 Dewan Legislatif Palestina, menyerukan kepada gerakan-gerakan Palestina yakni, Fatah dan Hamas untuk mencapai “rekonsiliasi nasional” yang didasarkan pada “hak-hak dan perlawanan Palestina”.
Dalam sebuah khotbah Ied yang disampaikan di Al-Saraya Square di Kota Gaza, Ahmed Bahar menegaskan: “Rekonsiliasi adalah kewajiban nasional dan kewajiban kemanusiaan.”
“Kami menginginkan rekonsiliasi berdasarkan hak-hak Palestina yang tidak dapat dicabut dan pada proyek perlawanan yang sedang berlangsung.”
“Hamas dan Fatah tetap menjadi rival yang pahit sejak 2007, ketika rivalitas merebut Jalur Gaza dari serangan setelah beberapa hari melakukan pertempuran jalanan yang berdarah. Pada tahun 2014, gerakan Hams dan Fatah , yang saat ini memerintah Gaza dan Tepi Barat masing-masing, pada prinsipnya sepakat untuk membentuk pemerintah persatuan.”
“Pemerintah persatuan” yang disebut-sebut kemudian didirikan di Ramallah, bagaimanapun, belum memainkan peran pemerintahan di Gaza karena perbedaan politik dan ideologis yang luar biasa antara kedua gerakan tersebut.
Empat hari masa perayaan Idul Adha, atau Hari Raya Pengorbanan, dianggap sebagai salah satu hari libur paling penting dalam kalender umat Muslim.[IZ]