BEKASI, (Panjimas.com) – “ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menghendaki kaum muslimin ini merayakan hari raya bersama orang-orang kafir, bersama orang- orang jahiliyyah, atau orang-orang di luar Islam, tapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghendaki umat ini memiliki identitas sendiri. Umat ini memiliki karakteristik sendiri yang tidak bercampur dengan karakteristik orang kafir, sehingga bisa dibedakan antara orang beriman dan orang kafir”
Demikian penggalan khutbah Idul Adha yang disampaikan Ustadz Haidar Abdullah Bawazier di Area Parkir Centro Havano, De Latinos BSD Jum’at (1/8).
Beliau melanjutkan, “Inilah karakteristik Islam dan inilah salah satu makna ied yang harus kita renungi, bahwa kita keluar hari ini untuk shalat dan berkumpul memenuhi panggilan Rasulullah , menunjukkan syiar kita sebagai orang Islam yang berbeda dengan syiarnya orang kafir”
Hal ini beliau simpulkan dari sebuah hadits riwayat Abu Daud, dari Anas bin Malik Radiyallahu ‘anhu,
“Ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mendatangi kota Madinah, para sahabat memiliki dua hari raya yang padanya mereka bersenang-senang. Maka beliau bersabda: Dua hari apa ini? Mereka menjawab: Dua hari yang sudah biasa kami bersenang-senang padanya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu idul adha dan idul fitri.” [HR. Abu Daud, Shahih Abi Daud: 1039]
“Ini adalah makna ied, bahwa Ied adalah identitas Islam, ied adalah makna keimanan kita yang kita tunjukkan ke segenap manusia” tegas Beliau.
Kemudian di akhir khutbah beliau mengutip peristiwa fenomal dari nabi Ibrahim;
Pertama: Kisah ketika Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di suatu lembah yang tandus, kemudian ketika Ibrahim hendak pergi istrinya memanggil beliau, “Ibrahim, Ibrahim, Ibrahim,” namun Ibrahim tidak menjawab, lalu beliau mengulang lagi, “ Ibrahim, Ibrahim apakah Allah menyuruhmu berbuat demikian.”
“Benar,” Jawab Ibrahim.
Lalu apa kata Hajar ?
إذن، لا يضيعنا الله
“ Kalau demikian Allah tidak akan menyia-nyiakan kita,” jawab Hajar dengan penuh keyakinan
“Maka, ketika kita berpegang teguh terhadap syariat Allah, menterjemhkan tauhid dalam kehidupan kita, yakinlah! Bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan kita.” tegas Ustadz Haidar. [RN]