JAKARTA, (Panjimas.com) – Derita muslim Rohingya terdengar hingga ke belantara dunia. Kekejaman yang dilakukan oleh rezim Myanmar hingga detik ini belum berhenti. Pembakaran rumah, penyiksaan, pembunuhan hingga pemerkosaan terus dilakukan.
Kecaman datang dari berbagai pihak. Dari dalam negeri, kecaman keras dilontarkan Wakil Ketua DPR RI bidang Polhukam Fadli Zon. Politikus Partai Gerindra itu meminta semua pihak yang terkait untuk menghentikan putaran kekerasan di Rakhine. Terlebih lagi, kata Fadli Zon, berbagai insiden kekerasan itu merenggut banyak korban jiwa dari kelompok wanita dan anak-anak.
“Putaran kekerasan di Rakhine harus dihentikan. Untuk itu, semua pihak termasuk pemerintah Indonesia, harus mendorong pemerintah Myanmar agar segera mengambil upaya pemulihan keamanan dan memberikan perlindungan kemanusiaan terhadap warga di Rakhine. Jangan sampai jatuh korban yang lebih banyak lagi,” ujar Fadli, Kamis (31/8/2017). Demikian dilansir okezone.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI) itu juga mengapresiasi sikap pemerintah Indonesia yang turut mengecam kekerasan kemanusiaan di Rakhine. Meski demikian, Indonesia, kata Fadli, masih perlu melakukan peran yang lebih proaktif, khususnya dalam lingkup organisasi negara Asia Tenggara (ASEAN). Fadli menilai, peran ini dapat diwujudkan tidak hanya melalui bantuan kemanusiaan, tetapi juga berbagai upaya diplomatik lainnya.
“Apalagi Indonesia saat ini sedang menjadi kandidat anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Upaya aktif dalam mendorong kondisi keamanan di Rakhine, akan menjadi catatan penting. Dulu Indonesia bisa berperan aktif menjadi mediator konflik di Filipina Selatan, Kamboja dan Thailand Selatan. Kini upaya diplomasi proaktif itu belum terasa,” tukasnya.
Kekerasan kemanusiaan di Rakhine, imbuh Fadli, masuk kategori ancaman keamanan kemanusiaan serta menjadi tanggung jawab semua pihak. Menurutnya, jika kekerasan ini terus dibiarkan, maka besar kemungkinan juga akan mengganggu stabilitas kawasan.
“Kondisi yang stabil di Rakhine, penting untuk mendukung terjaganya stabilitas di ASEAN dan pembangunan yang berkelanjutan di kawasan,” pungkasnya. [RN]