SUKOHARJO (Panjimas.com) – Pengasuh Ponpes Al Mukmin Ngruki, Ustadz Ade Hidayat bertindak sebagai khotib dalam sholat Idul Adha yang digelar gabungan Masjid Baiturrohman, Masjid Baitul Amin dan Masjid Al Muhtadin di wilayah Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jumat (1/9/2017). Ia menggantikan KH Wahyudin yang rencana awal menjadi Imam dan Khatib namun karena sakit maka diganti oleh Ustadz Ade Hidayat.
Ustadz Ade menyampaikan kisah keteladanan Nabi Ibrahim dan keluarganya, yang terus dikenang umat Islam hingga hari akhir. Kisah itu terkait dengan syariat Iedul Qurban, dengan keikhlasan setelah lama tidak memiliki anak. Qodarullah, diusia 80 an tahun diberi anak Nabi Ismail dari istri Siti Hajar, namun harus mendapat ujian dari Allah dengan perintah menyembelih Nabi Ismail.
“Kejadian ini tentu dari Allah, gambaran sosok manusia yang mencontohkan ibadah bagi kita. Allah menyebut sebagai uswatun hasanah dalam hal pengabdian kepada Allah, dalam kecintaan ibadah kepada Allah, yakni Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, ibunda Hajar dan Nabi Usmail ‘alaihis salam,” kata Ustadz Ade yang menggantikan Ustadz Wahyudin karena Sakit.
Dihadapan 8000 an jamaah sholat Iedul Adha, dia mengatakan bahwa syariat Qurban memiliki hikmah yang sangat besar. Sifat berkurban harta dan jiwa untuk taat, tunduk dan patuh pada perintah Allah harus dimiliki seorang yang mengaku beriman.
“Kalau kita disunahkan untuk menyembelih Qurban, seandainya syariat ini tetep harus menyembelih anak dari kita, kira-kira para bapak akan menyembelih anak yang keberapa? Dipastikan tidak akan dilakukan. Artinya jika kita menyembelih kambing yang harganya 2 juta, tidak ada apa-apanya dibanding nyawa anak kita. Itupun sebagai bentuk ketaatan kita pada Allah. Allah akbar walillah ilham,” ujarnya. [SY]