YERUSALEM, (Panjimas.com) – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Rabu (30/08) mengumumkan bahwa $ 4 juta dollar akan digelontorkan untuk membantu Badan-Badan PBB menangani krisis listrik parah yang terjadi di Jalur Gaza.
Dalam pernyataan yang disampaikan di sebuah sekolah di Kota Gaza pada hari terakhir kunjungannya ke Israel-Palestina, Guterres menggambarkan situasi di Gaza sebagai “salah satu krisis kemanusiaan paling dramatis yang pernah ia lihat”, dikutip dari AA.
Sekjen PBB itu juga mendesak Israel dan Mesir untuk mencabut blokade 10 tahun mereka atas Jalur Gaza, yang secara efektif menghalangi akses ke wilayah pesisir pantai Palestina itu baik melalui jalur udara, darat maupun laut.
Sejak Maret, rakyat Gaza telah dipaksa hanya menikmati listrik selama empat jam saja seharinya setelah Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat mengurangi biaya tagihan listriknya ke Israel – yang memasok sebagian bear kebutuhan energi Gaza.
Saat berpidato di Museum Yahudi Yerusalem, Antonio Guterres mengulangi bahwa “solusi dua negara” adalah satu-satunya cara yang layak untuk membangun perdamaian di wilayah ini.
Dia juga mengkritik upaya untuk mengubah “fakta di lapangan”, termasuk pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dan menyerang penduduk Israel oleh rakyat Palestina.
Selama tiga hari perjalanannya ke wilayah tersebut – ini merupakan kunjungannya yang pertama sejak menduduki jabatan teratas PBB tahun lalu – Guterres bertemu dengan para pejabat Israel dan Palestina.
Sementara itu di Israel, Sekjen PBB mendengar keluhan negara zionis itu berulang kali tentang badan internasional itu, yang dipandang Israel dituduh tidak adil dan terlalu memusatkan perhatian pada catatan hak asasi manusianya.[IZ]