JAKARTA (Panjimas.com) – Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) BSM Umat bekerjasama dengan AHAD.CO.ID memberangkatkan rombongan Tim Ekspedisi Jejak Walisongo Etape Pertama. Dalam perjalanannya, tim akan singgah di sejumlah pondok pesantren di jalur Pantai Utara Jawa dan melakukan silaturahmi dengan para ulama.
“Tujuan utama ekspedisiini untuk mengetahui di mana saja warisan keilmuan Walisongo tertinggal. Karena kalau bicara Walisongo sekarang kan hanya identik dengan makam atau peninggalan fisik. Kami ingin menggalil ebih dari itu, yakni jejak keilmuan mereka,” kata Direktur Eksekutif LAZNAS BSM Umat, Rizqi Okto Priansyah saat melepas Tim Ekspedisi JejakWalisongo di Wisma Mandiri 1, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut dia menjelaskan, Indonesia yang dulu dikenal denganNusantara ternyata pernah dibicarakan oleh dunia Islam internasional yang bernaung di bawah kesultanan Turki Usmani. Sehingga dikirimkan ulama yang tidak hanya ahli ilmu agama,tapi juga memiliki kemampuan menjawab persoalan duniawi yang dihadapi umat.
“Misalnya Walisongo angkatan satu dipimpin oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim asal Turki, yang berangkat sekitar tahun 1400 M. Beliau adalah ulama yang memiliki keahlian dalam bidang politik dan sistem pengairan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Yayasan BSM Umat Meidy Ferdiansyah, menjelaskan, misi Walisongo sebetulnya sejalan dengan visi dan misi LAZNAS BSM Umat, “yakni mengutamakan penghimpunan dana Zakat Infak dan Sodaqoh (ZIS) melalui kelembagaan dan penyalurannya berorientasi kepada pemberdayaan umat,” kata dia.
“Kenapa orang bank ingin sukseskan Jejak Ekspedisi Walisongo? Karena salah satu spirit BSM Umat adalah membangun spirit syariah universal. Dengan demikian tidak hanya kedepankan spritualitas saja, tapi juga ibadah sosial, diantaranya membangun umat melalui pondok pesantren. Terlebih pegawai kami banyak yang lulisan pesantren. Diharapkan, nilai-nilai syariah terejawantahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.“
Juga diharapkan, Ekspedisi Walisongo ini, generasi muda dapat meneladani kiprah ulama terdahulu, sehingga dengan pendekatan dakwah yang universal, seperti dakwah dengan gamelan, wayang, dan budaya lokal, agama Islam menjadi agama mayoritas orang Indonesia. Melalui pendekatan kultural, jejak Walisongot dapat mengubah wajah bangsa Indonesia menjadi religius.
Sementara itu Direktur Philantropi LAZ BSM Umat Rudi Irwan dalam sambutannya mengatakan, selama ini Walisongo selalu digambarkan dengan hal-hal mistis. Padahal, tidak demikian. Nah, dalam angka menggali khazanah keilmuan dari para Walisongo, diharapkan dengan ekspedisi ini, generasi muda dapat meneladani walisong dan mewarisi nilai- nilai dan semangatnya.
“Konsen kami sebagai lembaga sosial, mendorong generasi muda untuk bisa memperbaiki bgs ini melalui semangat menuntut ilmu. Juga diharapkan, LAZ BSM Umat menjadii sebuah lembaga yang terdepan untuk membangun kapasitas keilmuan generasi muda.”
Dikatakan Rudi, selama ini walisongo dikesankan dengan kalangan tua. Padahal, dari sembilan walisongo, dari sisi usia banyak yang masih muda, seperti Sunan Gunung Jati ketika itu. Begitu juga Sultan Muhammad al Fatih ketika menembus Konstantinopel di Eropa, saat usia yang masih muda.
Pemimpin Redaksi AHAD.CO.ID, Tjahja Gunawan menjelaskan, berdasarkan studi literatur pihaknya yakin banyak ulama di Pulau Jawa sebetulnya memiliki sambungan silsilah keilmuan hingga ke Walisongo.
“Karena dulu yang membangun pondasi keislaman di Jawa ini kanWalisongo. Berdasarkanliteratur yang kami pelajari, para ulama yang tersebar di Pulau Jawa bahkan Indonesia ini masih punya sambungan silsilah keilmuan yang disebut dengan sanad hingga ke Walisongo,” jelasnya.
Karena itu lanjutnya, dengan melakukan penelusuran jejak Walisongo, dia berharap dapat kembali menyambungkan tali yang sempat terputus dan kembali menghidupkan obor yang sempat padam.
Tim Ekspedisi Jejak Walisongo etape pertama beranggotakan 16 orang. Dipimpin Redaktur Eksekutif AHAD.CO.ID, Dudy Sya’baniTakdir, mereka akan melakukan perjalanan ke beberapakota, antara lain Subang, Cirebon, Pekalongan, Rembang, Lasem, dan Yogyakarta. Dalam kegiatan ini Laznas BSM Umat mengikutkan Muzakki dan penerima manfaat dalam program Sahabat Mahasiswa untuk berperan aktif dalam kegiatan Laznas BSM Umat. (desastian)