SUKOHARJO (Panjimas.com) – Putra Abu Bakar Ba’asyir mengaku prihatin atas terjadinya pembantaian umat muslim Rohingya, di Myanmar baru-baru ini.
Ustadz Abdul Rachim Ba’asyir (Iim) menilai hal ini sebagai bukti kebencian orang kafir dan musyrik di Myanmar. Mereka tidak ridho dengan keberadaan muslim di Rohingya.
“Pembantaian di Rohingya, Myanmar ini jelas membuktikan betapa besar permusuhan yang ada di hati orang kafir Budha dan musyrik disana,” katanya pada Panjimas, Selasa (29/8/2017).
Meski demikian, dia meminta muslim di Indonesia terus memberikan dukungan dengan kondisi muslim Rohingya saat ini. Menurutnya satu jalan yang bisa ditempuh muslim Rohingya dengan berjihad fii sabilillah.
“Satu-satunya jalan mempertahankan diri dengan jihad fii sabilillah. Allah subhanahu wata’ala dan Rasulullah menyampaikan dalam ayatnya maupun hadits, tentang pentingnya kaum muslim dalam mengembalikan Izzahnya, dengan berjihad,” ungkapnya.
Ustadz Iim berharap muslim Rohingnya sadar bahwa pintu jihad telah dibuka di bumi Myanmar. Dengan begitu, meski menemui ajal, mereka yakin mati dalam keadaan mulia, dalam berjuang mempertahankan harga diri, tempat tinggal dan kalimat Allah sebagai seorang yang beriman.
“Semoga saudara kita dari Rohingya memiliki kesadaran bisa berjihad, dibukanya pintu Jihad disana. Sehingga matinya mereka mati dalam keadaan mulia,” tuturnya. [SY]