ISTANBUL, (Panjimas.com) – Turki pada Sabtu (26/08) mengecam keras serangan mematikan terhadap pos-pos perbatasan di negara bagian Rakhine, Myanmar Barat, yang terjadi Jumat (25/08), yang menyebabkan sedikitnya 89 jiwa tewas.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Kementerian Luar Negeri Turki menyuarakan keprihatinan mendalamnya atas serangan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Turki mengungkapkan, “Kami mengecam serangan tersebut dan menekankan bahwa masalah di negara bagian Rakhine tidak dapat diselesaikan melalui kekerasan”, dikutip dari AA.
Pernyataan Kemlu Turki tersebut lebih lanjut menegaskan bahwa sangat menyedihkan ketika serangan tersebut terjadi bertepatan dengan waktu laporan Komisi Penasehat Rakhine (Rakhine Advisory Commission) Kofi Annan dirilis.
Dalam laporan 63 halaman yang dipresentasikan kepada pemerintah pada hari Rabu (23/08), Komisi Penasehat Rakhine Kofi Annan menyerukan diakhirinya pembatasan pergerakan dan hak-hak kewarganegaraan bagi 1,2 juta minoritas Muslim Rohingya di Rakhine.
Serangan Jumat (25/08) terhadap setidaknya 30 pos di perbatasan Bangladesh di Distrik Maungdaw diklaim oleh sebuah kelompok yang disebut sebagai Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA).
Seorang tentara, 10 petugas polisi, seorang petugas imigrasi dan 77 gerilyawan tewas dalam serangan tersebut dan 15 orang luka-luka, demikian menurut laporan Kantor Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dalam sebuah pernyataan. 2 militan ARSA ditangkap.[IZ]