GARUT (Panjimas.com) – Sebelum berangkat umrah, Rokayah (67), seorang korban agen perjalanan First Travel asal Garut, Jawa Barat, sempat melakukan selamatan di rumahnya, kemudian berangkat ke Jakarta menunggu pemberangkatan.
Rokayah adalah warga Kampung Tegal Jambu, Desa Pananjung Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jaw Barat. Setelah di Jakarta, Rokayah gagal berangkat. Nenek itu sempat tidak mau pulang ke rumah karena malu. Kemudian Rokayah pun jatuh sakit hingga meninggal dunia pada hari Kamis (24/08/2017). Sebelumnya sempat dirawat selama kurang lebih 8 hari di RS Intan Husada Garut.
Menurut keluarganya, Rokayah sakit karena menanggung malu setelah First Travel batal memberangkatkan dirinya umrah. Sementara berdasarkan diagnosa dokter, Rokayah sendiri menderita penyakit jantung.
“Ada rasa malu sama tetangga karena batal berangkat umrah, apalagi sudah sempat melaksanakan walimatus safar (syukuran) sebelum berangkat,” ujar Rahmat Rosadi (44) anak keempat Rokayah, seperti dilansir tribunnews saat ditemui di rumah duka, Sabtu (26/8/2017).
Rosadi yang tinggal di kawasan Palmerah, Jakarta Barat ini menyebutkan, sang ibu daftar umrah di First Travel melalui dirinya pada tahun 2015 lalu. Saat itu, ibunya didaftarkan berangkat bersama dirinya. Di keluarganya sendiri ada 8 orang yang batal berangkat umrah karena kasus First Travel ini.
“Dijanjikan berangkat sebelum puasa tahun ini, kemudian jadwalnya dimajukan dua hari, namun H-2 keberangkatan tiba-tiba ada pembatalan,” katanya.
Menurut Rosadi, sebelum berangkat umrah, ibunya sempat melakukan selamatan di rumah dan langsung berangkat ke rumahnya di Jakarta menunggu pemberangkatan. Setelah di Jakarta dan gagal berangkat, ibunya sempat tidak mau pulang ke rumah karena malu. “Lebaran juga di Jakarta, setelah ada pembatalan dibawa pindah-pindah saja ke rumah anak-anaknya ada yang di Banten dan di Jakarta,” ucapnya.
Hingga akhirnya sang ibu mau pulang ke rumahnya di Garut. Namun, tidak lama di kota ini, Rokayah sakit hingga harus dirawat di RSU dr Slamet Garut selama beberapa hari. Sempat membaik dan pulang ke rumah, namun Rokayah kembali sakit dan dirawat di RS Intan Husada Garut hingga akhirnya meninggal dunia. “Padahal, waktu akan berangkat sangat segar, semangat sekali,” kata Rosadi.
Setelah ibunya batal umrah, semua keluarganya sepakat takkan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan umrah, karena takut ibunya teringat kembali dan terus bersedih. Pihak keluarga sudah berusaha mengobati kekecewaan hati orangtuanya. Namun, kondisi kesehatan ibunya terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia. (desastian)