JAKARTA (Panjimas.com) — Sebuah video beredar di sosial media. Seorang pria, BS (33) pagi tadi mencoba merangsek masuk ke gerbang Istana Merdeka, Gambir Jakarta Pusat Senin, (28/8) pagi. BS merupakan warga Cengkareng yang berprofesi sebagai pedagang alat-alat terapi di Pasar Baru, Sawah Besar.
BS meninggalkan rumahnya yang terletak di daerah Cengkareng, Jakarta Barat, pada pukul 06.00 WIB. Tanpa alasan yang jelas, ia langsung bergegas keluar kediamannya dengan cara berlari.
Sesampainya di depan Mahkamah Agung (MA), dia menanggalkan pakaiannya seraya berlari menuju pagar Istana Negara pada pukul 07.30 WIB. Namun, dia segera dicegat oleh pengamanan Istana di mana BS sempat meracau ingin menikah di Istana. Hingga saat ini, BS masih diamankan Provost.
Menurut keterangan Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Suyudi Ario Seto kepada wartawan, polisi telah meminta keterangan pihak keluarga BS. Hasilnya, BS mengalami tekanan pikiran atau stress karena faktor ekonomi. “Stress karena tingginya persaingan dagang,” kata Suyudi saat dikonfirmasi, Senin (28/9).
Suyudi menyebutkan, pria ini kerap mengeluhkan permasalahan tersebut kepada keluarga. BS juga disebut sering meracau dalam berbicara selama sepekan terakhir. “Alasan yang disampaikan oleh yang bersangkutan ngelantur atau di luar kesadaran. Itu diduga karena stress atau depresi,” kata Suyudi.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pria ersebut nekat mencoba masuk Istana Negara dengan telajang bulat sembari berteriak akan menikah. Namun, berhasil dihentikan oleh sejumlah anggota Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).
“Iya betul, orang Cengkareng, inisial B. Sekarang baru mau diproses. Tau-tau dia lari-lari masuk Istana, mau nikah katanya. Makanya dia lari masuk Istana acara nikah. Makanya sekarang mau ditelfonkan keluarganya hadir,” kata Argo saat dikonfirmasi wartawan.
Sementara di dalam Istana Negara, lanjut Argo, tidak ada acara pernikahan. Saat ini pelaku masih dimintai keterangan namun masih belum bisa diajak berkomunikasi dengan baik. “Masih ngalor ngidul. Nunggu keluarganya hadir. Orangnya gak bisa jawab ya. Ngalor ngidul gak jelas,” ujar Argo.(desastian)