SOLO (Panjimas.com) – Perwakilan elemen Islam Soloraya, menceritakan kekejaman Komunis ke anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo, terkait kedatangan Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Komunis Vietnam, YM Nguyen Phu Trongke ke Indonesia, Rabu (23/8/2017).
Wandi (71) dari Majelis Mujahidin (MM) mengatakan bahwa pada aksi pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI) menjadi saksi hidup sejarah tersebut. Bersama beberapa kyai, dia ikut disergap Komunis.
“Kami waktu itu di Islamic Center Kediri, kemudian disergap PKI dibawa ke kantor Polisi. Dianggap tidak baik, para kyai kami kemudian dibacok. Itu satu hal yang bisa kami saksikan,” ujarnya.
Untuk itu, dia mengusulkan pada DPR, agar film G30SPKI diputar kembali di layar televisi. Dia berharap PKI tidak muncul kembali setelah bangsa Indonesia merasakan kemerdekaan.
Sementara itu, Jayendra, mewakili Muhammadiyah menjelaskan bahwa sebagai anak veteran Tentara Pelajar Indonesia, dia mendapat pesan bahwa PKI akan bergerak jika mereka kuat dan besar.
“Saya anak Tentara Pelajar Indonesia, kata bapak saya, PKI itu kecil mereka tenggelam, kalau besar maka dia akan muncul. Saya melihat sekarang ini yang berbau PKI mulai menampakkan eksistensinya, maka saya berpesan hati-hati,” tegasnya. [SY]