SURABAYA, (Panjimas.com) – Sejumlah orang di Surabaya menolak kedatangan Sekjen Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong. Nguyen melakukan kunjungan ke Indonesia 22 hingga 24 Agustus 2017.
Dilansir detik, massa dari Forum Komunikasi Masyarakat Jawa Timur untuk Selamatkan Indonesia dari Komunis dan Anteknya melakukan aksi demo di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (23/8/2017).
“Kita jangan mau dibohongi lagi oleh paham-paham Komunis. Ganyang komunis demi negara kita tercinta,” teriak Ashuri, salah satu orator yang berasal dari Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah.
“Bagi yang melewati jalan ini juga, jangan mau dibohongi lagi sama Komunis. Kita terlalu sering dengar orkes-orkes dangdut, tapi kalau acara-acara seperti ini, kita tidak mau ambil bagian. Masa hanya segini saja orang-orang yang cinta Indonesia?” serunya.
Aksi unjuk rasa diikuti oleh beberapa elemen dan komunitas masyarakat Jawa Timur. Diantaranya Front Pancasila, Front Anti Komunis, Front Pembela Islam, Hidayatullah Surabaya, dan Syabab Hidayatullah Surabaya.
Setelah melakukan orasi, demo disambung dengan pernyataan sikap Forsika. Salah satu poin pernyataan sikap yang dikumandangkan yakni, mendukung pernyataan Presiden RI untuk bersama-sama “menggebuk” Partai Komunis Indonesia jika bangkit kembali. Karena PKI adalah partai terlarang di Indonesia.
Para peserta demo pun menyambut dengan menyanyikan yel-yel. “Gebuk, gebuk, gebuk PKI, gebuk PKI sekarang juga”.
Menurut Ashuri, Forsika akan tetap melakukan aksi selanjutnya jika pemerintah melakukan kerjasama dengan Partai Komunis Vietnam.
“Kita akan tetap menolak. Mau kerjasama apa dengan mereka? Apa ekonomi akan maju? Yang dikhawatirkan ini pahamnya. Seolah-olah harta Indonesia ini milik bersama, bukan perseorangan lagi. Padahal seharusnya harta, tanah, kekayaan Indonesia ini dimaksimalkan untuk kepentingan masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Aksi demo yang berjalan tertib ini mendapat penjagaan ketat dari jajaran Polrestabes Surabaya. “70 Personel gabungan dari polsek, polrestabes, Sabhara, Dalmas, Satlantas, reskrim dan intel, yang kita turunkan untuk mengamankan aksi ini,” terang Kapolsek Genteng, Kompol Yoghi. [RN]