SUKOHARJO (Panjimas.com) – Kericuhan usai acara menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) di desa Siwal, Baki, Sukoharjo ditengarai adanya sekelompok pemuda pendatang yang mabuk sambil melihat panggung musik, Sabtu malam (19/8/2017).
Teguh, Ketua RT 04/2, desa Siwal mengatakan bahwa kegiatan tersebut diluar tanggung jawabnya sebab sudah ada panitia tersendiri. Kegiatan tersebut, diakui Teguh baru pertama. Dia pun dipaksa memberikan sambutan meski sempat mengelak. Alasan dia, sebab sudah ada Kepala Lurah dan Ketua RW.
Usai selesai sambutan, Teguh ganti baju dan hanya melihat dari jauh sebelah utara panggung. Mendekati acara akan ditutup, dia melihat banyak warga berlari ke arahnya. Dia melihat banyak pemuda pendatang. Dia pun membenarkan jka ada yang minum-minuman keras (mabuk).
“Sudah mau bubar, jam 11 kurang, tahu-tahu pada lari. Saya lihat kok banyak pemuda bukan orang sini, satu dua ada yang seperti itu. mabuk,” ucapnya mengenang, Senin (21/8/2017).
Teguh menambahkan bahwa dirinya sudah berpesan kepada pihak keamanan untuk menjaga jangan sampai ada pemabuk miras. Dia membenarkan sumber kejahatan adalah miras.
“Kemarin saya pesan, apabila ada orang mabuk diperingatkan suruh pergi, yang suka mabuk itu lho, nanti kalau ada seperti itu bisa rusak acara,” kata Teguh.
Rahman Sunardi, ketua panitia HUT RI desa Siwal saat menemui wartawan ke rumah ketua RT membantah jika kericuhan ada di panggung. Kata dia, lokasi kejadian berjarak sekitar 25 meter selatan panggung.
“Saya tahunya paling tidak 20 meter, panggung sama pintu masuk sekitar 25 meter. Itu datang bermotor wer-wer dari timur, nggak di panggung itu masih 20an meter,” ujar Rahman.
Lebih lanjut Rahman menjelaskan kelompok bermotor sempat memecah botol miras ke pot bunga. Dia pun membenarkan jika ada orang yang mabuk, meski sebagian besar warga luar.
“Terus orang yang minum lari semua, yang minum orang luar itu. Saya seketika juga ikut lari, tapi kemudian saya kembali. Saya lihat itu ada yang ngepruk bir 2 sama pot dihalaman warung itu. Saya cuman mengatakan, maaf saja saya nggak tahu. Kalau mabuk saya juga tahulah, sebagian besar nggak sini. Sini juga ada satu dua, ndak mungkin ada orang mabuk tidak dari orang sini ndak mungkin,” paparnya.
Sementara itu, pemilik warung klontong “Bu Indra” mengungkapkan bahwa para pemabuk sudah diperingatkan pihak pengamanan. Dia membenarkan justru pemabuk bukan warga setempat
“Sebenarnya sudah diingatkan tapi tidak mau. Yang mabuk malah dari luar, yang mabuk lari takut dipukuli,” tandasnya. [SY]