WASHINGTON, (Panjimas.com) – Amerika Serikat mengklaim tidak akan lama beroperasi di Suriah, terutama setelah nantinya mengalahkan kelompok Islamic State (IS), menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert, Jumat (18/08),
Deplu AS menolak laporan bahwa pasukan A.S. akan tetap tinggal di sana selama beberapa dekade.
“Misi kami secara keseluruhan adalah untuk mengalahkan ISIS, entah itu di Irak atau di Suriah. Itulah maksud kami – untuk mengalahkan ISIS dan tidak melakukan apapun lebih dari itu,” kata Nauert, merujuk pada Islamic State of Iraq and Syria, dikutip dari AA.
Nauert menanggapi sebuah pertanyaan pada sebuah konferensi pers tentang klaim juru bicara Angkatan Bersenjata Suriah (SDF) bahwa AS akan tetap tinggal di Suriah cukup lama setelah Islamic State (IS) dikalahkan.
“Kami ingin Suriah diperintah oleh rakyat Suriah, bukan oleh Amerika Serikat, bukan oleh kekuatan lain, tapi oleh orang-orang Suriah,” tandas jubir Syrian Defense Force (SDF).
A.S. telah sejak lama menyokong PKK / PYD – yang dianggap oleh Turki sebagai cabang Suriah dari organisasi teror PKK – bersama beberapa kelompok milisi Arab lainnya di bawah payung SDF, dimana proxy AS ini cukup lama mengusik ketenangan pemerintahan Ankara.
A.S. memandang SDF sebagai “mitra terpercaya” dalam pertempuran memerangi Islamic State (IS) dan terus menyokong SDF dengan persenjataan dan peralatan-peralatan tempur lainnya, tindakan AS ini menganggu Turki dalam menjaga stabilitas keamanan internalnya.[IZ]