BAGHDAD, (Panjimas.com) – Hashd al-Shaabi, pasukan tempur Syiah yang sebagian besar dimasukkan dalam Angkatan Bersenjata Irak tahun lalu, mengklaim pihaknya telah memainkan “peran penting” dalam mencegah penyebaran terorisme di Irak, menurut seorang juru bicara kelompok tersebut kepada para wartawan pada hari Senin (14/08).
Menurut juru bicara Hashd al-Shaabi Ahmed al-Assadi, milisi Syiah tersebut mengklaim telah memainkan peran sentral “melindungi” Pemimpin Suriah Bashar al-Assad dari kelompok Islamic State (IS) selama konflik enam tahun di negara tetangga Suriah.
“Kelompok yang berafiliasi dengan Hashd al-Shaabi membantu mencegah penyebaran terorisme di Irak dengan berperang di Suriah selama enam tahun terakhir,” terang al-Assadi dalam sebuah konferensi pers di Baghdad, dikutip dari AA.
“Jika pasukan ini tidak aktif [di Suriah], negara tersebut akan jatuh ke Islamic State (IS),” pungkasnya.
“Pemandangan Timur Tengah akan sangat berbeda dari sekarang”, tandasnya.
Al-Assadi juga mencatat bahwa Hashd al-Shaabi sekarang berencana untuk mengambil bagian dalam operasi militer yang akan datang yang bertujuan merebut kembali Distrik Tal Afar, Irak Barat Laut dari kelompok Islamic State (IS).
“Sebagian besar kelompok yang berafiliasi dengan Hashd al-Shaabi akan ikut serta dalam kampanye militer Tal Afar yang akan datang,” paparnya.
Paling tidak 6 kelompok Milisi Syiah dilaporkan akan terlibat dalam operasi militer pasukan Irak yang bertujuan untuk merebut kembali kota Tal Afar di Irak Barat Laut, menurut pernyataan seorang anggota milisi, Senin (14/08).
Kelompok-kelompok milisi tersebut merupakan bagian dari Milisi Syiah Hashd al-Shaabi, sebuah pasukan paramiliter Syiah yang memberikan dukungan kepada pasukan pemerintah Irak dalam pertempuran memerangi Islamic State (IS) dari Irak.
Letnan Faraj Hamed menyebutkan nama 6 kelompok Syiah tersebut diantaranya, Brigade Abbas, Brigade Ali Al-Akbar, Sayap Militer Badr, Brigade Imam Ali, Brigade Imam Hussein, dan Batalyon Hizbullah, yang akan berpartisipasi dalam pertempuran untuk merebut kendali Tal Afar dari Islamic State (IS), dikutip dari AA.
Milisi Hashd al-Shaabi didirikan pada tahun 2014 dengan tujuan untuk memerangi kelompok Islamic State (IS), yang menguasai wilayah-wilayah yang luas di Irak Utara dan Barat.
Milisi Syiah, bagaimanapun, telah menghadapi tuduhan pelanggaran-pelanggaran seirus terhadap warga sipil di daerah mayoritas Sunni.
Kelompok Islamic State (IS) menguasai Tal Afar, sebuah kota yang berpenduduk mayoritas Turkmen, sejak pertengahan tahun 2014.
Pada awal Juli, setelah sebuah kampanye militer selama sembilan bulan, pasukan Irak merebut Mosul dari Islamic State (IS), benteng besar terakhir kelompok tersebut di Irak Utara.
Partisipasi Hashd al-Shaabi dalam operasi militer di Tal Afar telah memicu kekhawatiran akan kemungkinan konflik sektarian.
Milisi Syiah sebelumnya menghadapi tuduhan melakukan berbagai aksi kekejaman di wilayah mayoritas Sunni di Irak.
Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi mengatakan sebelumnya bahwa Unit Tentara dan Polisi Irak – yang didukung oleh pasukan Hashd al-Shaabi – akan dilibatkan dalam operasi militer terencana untuk merebut kembali Tal Afar, yang terletak 60 kilometer di sebelah Barat Mosul.
Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), lebih dari 830.000 penduduk terpaksa mengungsi dari Mosul sebagai akibat langsung dari kampanye militer untuk “membebaskan” kota tersebut.[IZ]