KHARTOUM, (Panjimas.com) – Presiden Sudan Omar al-Bashir pada hari Kamis (17/08) berjanji untuk mencegah kurangnya pasokan air sunga nil pada sejumlah penduduk Mesir, karena adanya proyek pembangunan bendungan listrik tenaga air Ethiopia di Sungai Nil Biru.
Pada konferensi pers bersama yang diadakan di Khartoum dengan Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn, Omar al-Bashir menegaskan komitmennya bahwa Sudan bersepakat dalam pembagian air sungai nil tahun 1959 antara negara-negara hulu dan hilir.
“Sudan benar-benar berkomitmen terhadap kesepakatan 1959, yang menetapkan parameter untuk pembagian air [Nil] antara Sudan dan Mesir,” pungkasnya, dikutip dari AA.
“Kami juga memastikan bahwa Mesir tidak akan terpengaruh oleh pembangunan bendungan tersebut,” imbuhnya.
Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn, pada bagiannya, menekankan keinginan Ethiopia untuk mendapatkan konsensus dengan Mesir mengenai pembangunan proyek Grand Renaissance Dam.
“Karena kedua negara menandatangani sebuah kesepakatan kerangka kerja komprehensif … kami [Ethiopia, Sudan dan Mesir] telah bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.
Pembangunan bendungan listrik tenaga air bernilai miliaran dolar saat ini sedang berlangsung di Sungai Biru Nil Ethiopia di dekat perbatasan Sudan.
Mesir khawatir bahwa proyek tersebut – setelah selesai – akan mengurangi jatah tahunannya sebesar 55,5 miliar meter kubik air sungai Nil sebagaimana ditetapkan dalam kesepakatan tahun 1959.[IZ]