YERUSALEM, (Panjimas.com) – Kepolisian Israel Selasa (15/08) menahan Sheikh Raed Salah, pemimpin Gerakan Islam di Israel.
Sheikh Raed Salah ditahan pihak Kepolisian Israel saat Ia berada di rumahnya di kota Umm al-Fahem, Israel Utara.
“Sheikh Raed Salah ditangkap dan diinterogasi karena dituding menghasut tindakan teror dan mendukung sebuah organisasi yang tidak sah,” klaim Polisi Israel dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin Islamic Movement itu ditahan menyusul penyelidikan bersama antara Kepolisian dan Dinas Keamanan “Shin Bet”, yang dilakukan atas perintah Jaksa Agung Israel Avichai Mandelblit.
Kepolisian Israel mengklaim bahwa sejak Gerakan Islam dilarang, Sheikh Salah berbicara kepada publik dan menerbitkan serangkaian pernyataan di media mengenai pandangan gerakan tersebut.
Gerakan Islam pimpinan Salah dilarang oleh pemerintah Israel pada tahun 2015.
Sejak 2015, Israel telah melarang Sheikh Raed Salah melakukan perjalanan ke luar negeri dengan alasan yang seolah-olah terkait dengan “keamanan nasional”.
Sheikh Raed Salah dikenal luas sebagai ikon perlawanan Palestina.
Gerakan Islam [Islamic Movement] pergerakannya dilarang oleh pihak berwenang Israel, dalam beberapa tahun terakhir telah berulang kali menangkap Sheikh Raed Salah dan menutup puluhan organisasi – termasuk sejumlah Badan Amal – atas dugaan hubungan mereka dengan Islamic Movement, dikutip dari AA.
Sheikh Abdullah Nimr Darwish mendirikan organisasinya “Islamic Movement” pada tahun 1971 dengan tujuan untuk menghidupkan kembali sentimen Islam di kalangan warga Arab-Israel dengan fokus pada penyediaan layanan sosial, sejalan dengan prinsip-prinsip pendirian Ikhwanul Muslimin Mesir.
Kelompoknya pecah pada tahun 1996 setelah perpecahan, yang dipicu oleh polemik apakah akan berpartisipasi di Parlemen Israel atau tidak, konflik itu mengarah pada terbentuknya cabang
Gerakan Islam Utara yang sekarang lebih dikenal saat ini, dengan dipimpin oleh Sheikh Raed Salah namun organisasi tersebut dilarang eksistensinya oleh Israel pada tahun 2015.
Sheikh Hammad Abu Da’abis, yang memimpin Gerakan Islam cabang selatan, mengatakan Sheikh Darwish “membawa bendera sentralisme dan moderasi, menyebarkan semangat persaudaraan, toleransi dan harmoni di antara rakyat Palestina.”[IZ]