JAKARTA,(Panjimas.com) – Berita mengenai kedatangan beberapa orang WNI yang tiba di Indonesia dari Suriah melalui bandara Soekarno Hatta Ahad, (13/8/2017) menggunakan pesawat Qatar Airways QR 9561 dan diduga dalam rombongan ini terlibat dengan kelompok ISIS disana membuat beberapa lembaga pemerintah terkait menyikapinya dengan serius.
Setelah sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) melakukan pemeriksaan dan investigasi soal ini. Selanjutnya pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga akan melakukan bantuan yang dibutuhkan terkait adanya terdapat wanita dan anak anak di dalam rombongan tersebut.
“Kami pada hari Senin kemarin (14/8) itu sudah bertemu dengan pihak BNPT di Sentul membahas soal ini. Kita akan berbagi peran dan tugas dari masing masing lembaga. Dari pihak KPAI akan mengambil peran dalam menangani anak-anak yang ikut di dalam rombongan itu,” ujar Susanto selaku ketua KPAI di kantornya pada Selasa (14/8).
Ketua KPAI ini menegaskan soal tugas dan peran yang akan diambil KPAI adalah yang berkaitan dengan pemulihan dan pengambalian kondisi psikologis dan kejiwaan anak-anak dari kelompok yang diduga memiliki afilasi dengan jaringan ISIS di Suriah paska kepulangan mereka kembali ke Indonesia.
Begitu juga senada yang disampaikan oleh salab seorang Komisioner KPAI yang membidangi bidang pendidikan, Retno Listyarti yang memandang bahwa tugas dari KPAI nanti adalah berfokus pada kondisi psikis anak anak dan stigma yang mungkin timbul dari stigma negatif yang melekat pada jaringan kelompok ISIS.
“Karena tentu saja anak anak ini ikut dengan orang tuanya dan mereka juga tidak bisa memilih. Karena mereka tergantung orang tuanya yang mengajak dan oleh karena itu tidak bisa begitu saja mereka kena stigma negatif dari dugaan terlibat jaringan teroris seperti yang dituduhkan pada kelompok ISIS,” tutur Ratna. [ES]