JAKARTA, (Panjimas.com) – Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek mengingatkan kembali kepada seluruh jemaah yang sedang melaksanakan ibadah haji untuk berhati hati dengan kemungkinan munculnya penyakit Mers-COV. Jemaah Haji disarankan memakai masker pelindung hidung dan mulut di tempat ramai, seperti Masjid Nabawi, Masjidil Haram dan tempat lainnya, serta mengikuti etika kesehatan dasar saat bersin atau batuk.
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan terkait berita di media massa yang menyebutkan adanya dua kasus baru Mers-COV yang menimpa ekspatriat wanita berusia 38 dan 42 tahun. Keduanya didiagnosis positif virus Mers di Dawmat Al-Jandal di provinsi Al-Jouf. Kejadian ini ditemukan di Utara Saudi, di luar kota haji, beberapa ratus kilometer dari Mekkah.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan dr. M. Subuh, MPPM menjelaskan, memang kasus Mers-COV secara sporadis tetap terjadi di Saudi dan seringkali berupa infeksi nosokomial di kalangan _healthworkers_ pada fasilitas pelayanan kesehatan yang merawat pasien Mers-COV.
Kewaspadaan dan kesiagaan harus tetap dilakukan sepanjang tahun, meskipun belum terjadi penyebaran ke berbagai negara, dan belum ada laporan tentang jemaah dari luar Arab Saudi yang terinfeksi Mers-COV sejak 2012, dan di laporkan belum terjadi nya _sustained transmission_ di sana.
Menyikapi pemberitaan media tentang adanya kasus MERS di atas, Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia, Eka Jusuf Singka, meminta kepada seluruh petugas kesehatan haji di Arab Saudi untuk mengoptimalkan upaya promotif dan preventif kepada jemaah haji yang sudah berada di Makkah maupun yang masih di Madinah.
“Jemaah juga diharuskan mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah berada di WC umum atau toilet umum. Jangan menggosok-gosokkan tangan ke mata atau hidung jika tangan belum dicuci dengan sabun”, tegas dr. Eka.
Lebih lanjut, Kapuskes Haji juga mengingatkan agar jemaah haji tidak berfoto-foto atau dekat-dekat dengan onta. Sebab, onta dicurigai sebagai medium penularan virus Mers-COV.
Hingga saat ini seluruh pasien jemaah haji Indonesia yang dirujuk ke RSAS tidak ada yang terindikasi Mers-COV berdasarkan konfirmasi laboratorium. [ES]