BOGOR (Panjimas.com) – “Meski dikepung oleh Alfa Mart dan Indomart, Omset Kita Mart Bojong Kulur bisa dua kali Indomart dan tiga kali Alfa Mart. Itu karena Kita Mart didirikan oleh 70 Masjid dan Musholla se-Bojong Kulur dan dimiliki oleh 572 jama’ah.”
“Kami mengikuti anjuran Ust.Valentino untuk menerapkan Sharing Economy yang beliau sampaikan.” ujar Puarman Kahar direktur Kita Mart Bojong Kulur.
Kita Mart kedua yang lahir dari spirit 212 itu terletak di Vila Nusa Indah, desa Bojong Kulur, kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. “Alhamdulillah transaksi di hari pertama lebih dari Rp.43 juta,” kata koordinator Kita Mart Bojong Kulur,” Puarman.
Sementara itu Ustadz.Valentino Dinsi, SE, MM, MBA, Pimpinan Majelis Ta’lim Wirausaha mengatakan, minimarket Kita Mart berhasil meraih transaksi sebesar Rp 43 juta dalam sehari, merupakan transaksi terbesar minimarket di kelasnya.
Peran MTW
Setelah bergelut lebih 4 bulan sejak Januari 2017 bersama dengan tim di MTW membinani kelahiran Kita Mart, konsultasi panjang kepada banyak ahli bisnis, konglomerat Muslim, Pakar Branding dan Pakar Komunikasi Media, beberapa pemilik DC (Distribution Center) dan Konsultan Retail ternama. Akhirnya Kita Mart pertama lahir di wilayah Jati Asih, Bekasi, pada tanggal 29 Maret 2017.
“Karena Kita Mart di Jati Asih belum sesuai dengan model membangun ekonomi umat berbasis masjid” yang saya kampanyekan secara konsisten sejak tiga tahun lalu, karena hanya dimiliki oleh satu orang saja, yaitu Pak Didi (Seorang pegusaha properti) yang juga jama’ah aktif MTW (Majelis Ta’lim Wirausaha),” kata Ustadz Valentino.
Kita Mart Bojong Kulur didirikan dan dimiliki hampir 600 orang. “Kita Mart kami dimiliki oleh 572 investor yang tergabung dalam Koperasi Syariah Bojong Kulur. Pendirian Kita Mart Bojong Kulur begitu cepat, yakni hasil musyawarah para aktivis masjid dan musholla se-Bojong Kulur 10 hari lalu. Kemudian digalang dana investasi 572 anggota masing-masing Rp 1 juta,” Puarman.
Itu yang membuat UstadzValentino Dinsi terharu dan bangga, karena Model Ekonomi Berjama’ah dan “Membangun Ekonomi Umat Berbasis Masjid” telah terwujud nyata di Bogor. Insya Allah model ini dapat menjadi contoh bagi bisnis-bisnis yang lainnya, yaitu sharing ekonomi “Dari Umat, Oleh Umat, dan Untuk Umat.” Insya Allah Kebangkitan Ekonomi Umat akan terwujud.
Pendirian Kita Mart Bojong Kulur memang fenomenal karena hanya didasarkan pada semangat menghidupkan ekonomi umat Islam. Dihadiri 572 investor yang merupakan jamaah 70 Badan Kontak Masjid dan Musholla (BKM), Ustadz dari Papua Fadlan Garamatan, Kapolres Gunung Putri N. Hadiwijaya, anggota DPRD Kabupaten Bogor dan perangkat desa Bojong Kulur.
Nasib Warung Tradiosional
“Apakah Kita Mart akan mematikan warung-warung tradisional sebagaimana yang Merah dan Biru ?” Pertanyaan tersebut kerap muncul setiap kali Ustadz Valentino Dinsi melakukan sosialisasi Kita Mart.
“Insya Allah Kita Mart tidak akan mematikan warung tradisional, bahkan akan memajukan warung tradisional. Selain Kita Mart hanya akan didirikan minimal 500 meter dari warung tradisional. Kami juga akan meluncurkan Warung Kita dan melakukan re-branding kepada warung-warung tradisional. Kita Mart akan berfungsi sebagai Supplier bagi warung-warung tersebut.
Warung-warung tradisional, kata Valesntino, akan di re-branding menjadi Warung Kita dan menjadi Jaringan Kita Mart. “Inilah wujud Ekonomi berjama’ah. Lahir dari Spirit 212, Kita Mart, Mini Market Syariah berbasis Komunitas (Masjid, Pesantren, Perumahan, Kantor, Kampus & Sekolah) pun lahir.
“Setiap KITA MART yang di dirikan dimiliki oleh 250 hingga 500 orang jama’ah Masjid. Bayangkan bila kita berhasil membuka 100.000 Kita Mart berbasis Masjid, maka akan ada 50 juta jama’ah masjid yang berfungsi sebagai konsumen, Pemilik bahkan Produsen,” ungkap Valentino Dinsi.
Kebangkitan Umat bukan cuma sekedar slogan. Dengan 50 juta jama’ah masjid plus keluarga dan sahabat mereka, apapun pemilihannya: RT/RW, Pilkada, Pilgub bahkan Pilpres akan dimenangkan Umat Islam.” (desastian)