JAKARTA, (Panjimas.com) – Sekjen Forum Umat Islam (FUI), Muhammad Al-Khaththath mendesak Partai Nasdem dan Viktor Bungtilu Laiskodat untuk meminta maaf kepada umat Islam terkait pidatonya awal Agustus lalu yang provokatif.
“Partai Nasdem dan Viktor segera meminta maaf dan menyampaikan penyesalannya kepada umat Islam secara terbuka atas kelalaian dan kecerobohannya dalam pidato provokatif tersebut,” katanya di Gedung DPR Nusantara III, Jakarta, Kamis (10/08).
Menurutnya, pernyataan provokatif tersebut sangat meresahkan umat Islam, dan sangat dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak nasional seperti kasus penghinaan Al Quran Surat Al Maidah ayat 51, yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belum lama ini.
Awal Agustus lalu, Viktor yang juga Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI itu menuduh 4 partai, secara eksplisit Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN, sebagai partai pendukung berdirinya “negara khilafah” dan karena itu tidak boleh didukung. Bahkan pendukung khilafah disamakannya dengan PKI pada 1965 yang layak dibunuh.
“Dan celakanya, partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga,” imbuhnya dalam pidato di Kupang, NTT itu.
Ia pun menuding, orang yang mendukung keempat partai tersebut berarti mendukung penggantian NKRI dengan “negara khilafah”.
“Mengerti negara khilafah? Semua wajib shalat,” tuding Viktor lagi. “Negara khilafah tidak boleh ada perbedaan, semua harus shalat.”
“Saya tidak provokasi…,” klaimnya kemudian. Lalu berkata, “… nanti negara hilang kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh,” ungkapnya disambut tawa banyak hadirin di depannya.
“Ingat dulu PKI 1965? Mereka tidak berhasil, kita yang eksekusi mereka,” tambah politikus kelahiran Kupang ini. [TM]