BANGUI, (Panjimas.com) – Sejak tahun 2013, lebih dari 6.000 Muslim telah terbunuh di Republik Afrika Tengah (CAR), dan publik dunia tetap membisu dan belum menyoroti kematian begitu banyak Muslim tersebut.
Sejumlah besar pembunuhan ini dilakukan oleh kelompok ekstrimis yang disebut sebagai “pembersihan etnis” oleh Amnesty International, seperti dilansir dari Carbonated.TV.
Antara bulan Maret dan Mei 2017 saja, lebih dari 121 warga sipil dan 6 penjaga perdamaian tewas dalam konflik yang sedang bergejolak di Republik Afrika Tengah (CAR) itu.
Kekerasan di kota Bangassou, wilayah Tenggara CAR, telah memaksa lebih dari 2.750 warga sipil yang kini melarikan diri ke Kongo, negara tetangga Republik Afrika Tengah.
Ibukota CAR, Bangui, berpenduduk sekitar 130.000 Muslim sebelum tahun 2013. Sekarang ini Muslim yang tinggal disana, kurang dari 1.000 orang.
Lebih dari 400.000 orang telah mengungsi secara internal sementara 2,7 juta penduduk (lebih dari 50 persen populasi CAR) masih membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Konflik yang telah lama diabaikan itu telah menciptakan situasi yang mengerikan bagi masyarakat. Konflik yang terus bergejolak itu juga mengganggu pasokan pangan dan produksi pangan serta membuat negara yang sudah miskin secara kronis itu di bawah kendali panglima perang bersenjata.[IZ]