BEKASI, (Panjimas.com) – Guna memastikan kembali penyebab kematian dari MA, korban pengeroyokan sampai pembakaran seorang yang diduga mengambil amplifier dari sebuah musholah di daerah Babelan, Bekasi maka polisi melakukan proses otopsi pada mayat MK kemarin di TPU Kedondong, Cikarang Bekasi pada hari Rabu (9/8/2017).
Jalannya proses otopsi itu sendiri dimulai sekitar pukul 10.30 Wibb sampai dengan pukul 11.45 Wibb, tetapi ratusan warga yang berada disekitar area pemakaman sudah berkumpul dan berkerumun sejak pagi hari dari pukul 07.00 Wibb. Antusias warga ini yang ingin menyaksikan proses jalannya otopsi ini bertambah ramai karena disampaikan dari mulut ke mulut diantara sesama warga.
Gencar dan maraknya pemberitaan tentang kasus ini sudah sedemikian besar informasinya. Baik dilingkungan masyarakat maupun di media sosial. Adapun menurut keterangan polisi tujuan diadakan proses otopsi ini guna mengetahui penyebab kematian korban apakah setelah pengeroyakan dan pembakaran atau sebelumnya. Sekaligus juga memastikan jumlah titik-titik pemukulan yang ada dan dimana sajakah itu.
Sekitar pukul 11.45 Wibb rombongan dokter forensik dari RS Polri berjumlah sekitar 6 orang keluar dari balik tenda terpal tertutup rapat kain itu. Rombongan dokter forensik ini keluar dari area pemakaman.
“Tadi kita sudah lakukan tindakan otopsi dengan dibedah mayatnya dan setelah selesai kita melakukan tugas, selanjutnya tadi sudah dirapihkan lagi mayatnya dan didoakan kembali serta dikubur lagi,” ujar Dokter Asri mewakili tim dokter forensik.
Kendati demikian Dr Asri tidak merinci lebih lanjut apa saja yang ditemukan pada saat otopsi dilakukan. Dia dan rombongan begitu bergegas keluar dari area makam dan menuju mobil tim forensik.
“Nanti kita lakukan proses lebih lanjut lagi setelah otopsi ini dilakukan dan kita periksa dulu nanti, apa itu hasilnya nanti kita sampaikan setelah diperiksa. Yah, berapa hari kedepan lah hasilnya baru disampaikan,” pungkasnya. [ES]