BOGOR (Panjimas.com) – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin menyesalkan jika kehadiran berbagai minimarket di pelosok Indonesia, dari kota hingga desa, menyebabkan warung umat “roboh” alias hancur.
“Sudah saatnya umat Islam rebut kembali penguatan ekonomi umat. Keberadaan minimarket seperti Alfamart, Indomart dan sejenisnya, membuat warung umat roboh. Dalam rangka membangkitkan ekonomi umat, kita harus saling menopang, mempercepat pertumbuhan ekonomi umat. Mari bung rebut kembali,” kata Kiai Ma’ruf dalam sambutannya pada Milad ke-25 BPR Syariah Amanah Ummah di Lewuiliyang, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/8) lalu.
Kiai Ma’ruf melihat, kesenjangan antara pengusaha kuat dan lemah begitu terasa. Yang kaya main kaya, yang miskin makin miskin. Konglomerat punya jutaan hektar tanah, sehingga mereka menguasai ekonomi di tanah Air.
“Karena itu kita harus melakukan retribusi aset. Jika tak sampe rebut kembali, kita harus melakukan kemitraan. Karena itu Bank Syariah harus menjadi pilar utama penguatan ekonomi nasional. Nah, kalau umat sudah berdaya negara akan berdaya, begitu juga sebaliknya,” tukas Kiai.
Selanjutnya, Kiai Ma’ruf juga menyinggung tentang makna toleransi. Untuk menjaga umat dari akidah dan pemikiran yang menyimpang, ulama tidak boleh tidur. Ulama harus menjadi penggembala.”
Kiai Ma’ruf menyesalkan jika ada pihak yang menggugat Pasal Penodaan Agama untuk di Judicial Review kan. “UU Penodaan Aharus harus dipertahankan. UU itu tetap penting, agar tidak ada lagi agama yang dioplos. Jadi sekarang ini, bukan hanya bensin yang dioplos, agama pun di oplos.”
Kiai Ma’ruf menyayangkan jika ada anggota MUI yang terlibat dalam aliran yang menyimpang. “Bahkan ada profesor, pengurus MUI Pusat pula yang ikut kelompok yang suka mengagendakan uang. Ketika disuruh memilih, orang itu malah memilih dia,” tandasnya. (desastian)