GAZA, (Panjimas.com) – Hamas baru-baru ini mengecam keras tudingan sebuah surat kabar Saudi karena menyebut Organisasi Perlawanan Palestina itu sebagai organisasi “teroris”.
Harian Saudi “Al-Riyadh” menerbitkan sebuah laporan berita pada hari Jumat (04/08) di mana surat kabar tersebut menuding Hamas sebagai organisasi “teroris”.
“Pemberitaan ini menodai (citra) perlawanan heroik, yang merupakan ujung tombak dalam membela tujuan kami,” tulis Hamas dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (05/08), seperti dilansir Anadolu Ajensi.
“(Hamas) hanya memerangi musuh-musuh Palestina, yang merupakan penyebab utama krisis bangsa Arab dan Islam,” imbuhnya.
Organisasi Perlawanan Palestina itu mennyerukan Harian Saudi “Al-Riyadh” untuk mengubah sikap politik pemberitaannya ,”yang dinilai bertentangan dengan sikap Arab Saudi, yang selalu memperjuangkan rakyat Palestina dan langkah-langkah perlawanan mereka”.
Hamas, yang kini mengendalikan wilayah Jalur Gaza, terjebak dalam krisis antara Qatar dan empat negara Arab, termasuk Arab Saudi, yang menuding Doha mendukung terorisme.
Pada tanggal 5 Juni, lima negara Arab – Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Yaman – secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar,dan menuduhnya mendukung terorisme.
Mauritania menyusul segera setelahnya, sementara Yordania menurunkan perwakilan diplomatiknya di Doha.
Arab Saudi juga telah menutup perbatasan daratnya dengan Qatar, secara geografis mengisolasi negara Teluk kecil itu.
Doha dengan keras membantah tuduhan itu mendukung terorisme, menggambarkan usaha untuk mengisolasinya itu sebagai suatu langkah yang “tidak dapat dibenarkan”.
Turki, sebagai sekutu lama Qatar, sejak peristiwa itu bergegas memberikan bantuan ke Doha, mengirim sejumlah besar bantuan kemanusiaan – di samping tentara – ke negara Teluk Arab itu.[IZ]