BEKASI, Infaq Dakwah Center (IDC) – Jubaedah mengungkapkan, di mata keluarga, Zoya adalah suami yang baik. Ia sangat sayang kepada anaknya. Selama menikah, tidak ada perlakuan negatif yang dilakukan Zoya.
“Abang orangnya sangat baik, sopan orang, dan bertanggung jawab. Orangnya nggak macem-macem, sering bercanda. Minum minuman keras juga nggak pernah semenjak menikah sama saya,” ujarnya.
Pandi, ayah mertua Zoya angkat bicara. Ia tak percaya jika menantunya dituduh mencuri amplifier. Pasalnya selama ini, Zoya memiliki akhlak yang baik dan shalih.
“Orangnya baik Pak, sembahyangnya rajin. Nggak pernah ninggalin sembahnyang dan kadang-kadang jadi imam di mushalla. Dengan para tetangga pun dia dekat, nggak ada yang percaya kalau dia seperti itu, nggak ada yang nyangka semuanya,” tuturnya.
Keseharian Zoya, menurut Pandi, memang bekerja sebagai pengrajin salon pengeras suara, serta service sound system termasuk ampli. Di rumahnya, kotak kayu salon tersusun bertumpuk-tumpuk, dipersiapkan untuk dirakit. Begitu juga terlihat tumpukan amplifier tergeletak yang terlihat sedang dalam proses servis.
Pandi mengungkapkan, terkadang ada pembeli yang datang ke rumah Zoya dan mereka berasal dari luar Bekasi, seperti dari Bogor dan Jakarta.
Pak Engkung (70), sang Ketua RT, juga mengakui bahwa Zoya adalah benar warganya. Menurutnya, selama ini sama sekali tidak ada perilaku Zoya yang ganjil, apalagi mencuri.
“Selama saya jadi RT, nama tersebut tidak pernah melakukan apa-apa di lingkungan sini. Sama tetangga juga biasa-biasa saja, memang kerjaannya tukang betulin salon, jual beli ampli, ada ampli bekas dia dandanin, dijualbelikan,” paparnya.
Hal senada disampaikan Haji Darta, Ketua DKM Mushalla Baitur Rohman, yang hanya berjarak 50 Meter dari rumah kontrakan Zoya. Menurutnya, Zoya rajin melaksanakan shalat berjamaah di mushalla.
“Memang betul, setahu saya dia tukang jual beli salon dan ampli. Alhamdulillah di mushalla ini setiap waktu dia shalat,” tuturnya.
Kebaikan Zoya yang paling dikenang Darta adalah sedekah sebuah microphone kepada mushalla. Sampai saat ini mic tersebut masih digunakan untuk mengumandangkan azan lima waktu, maupun kegiatan lain di mushalla tersebut.
“Alhamdulillah, malah dia ngasih mic segala di sini,” imbuhnya.
Minda, tetangga Zoya, menambahkan, selama ini ia dikenal sebagai pribadi yang baik. Di mata para tetangga Zoya adalah orang yang ramah dan baik. Mereka pun tak percaya jika pria tersebut dituduh mencuri.
“Dia mah sehari-hari memang di sini, nggak ke mana-mana. Dia fokus bikin salon, waktu berangkat ya berangkat, pulangnya sore. Saya nggak percaya (dia mencuri), orang sehari-hari sama saya di sini. Sering ke mushalla, maghrib, isya, subuh,” jelasnya.
Yayan, kawan akrab Zoya di Cikarang, menyayangkan insiden tragis yang merenggut nyawa sahabatnya itu. Ia terkejut dan tidak percaya kalau Zoya adalah maling ampli mushalla. Melihat video kekejaman pembantaian yang dialami sahabatnya, ia mendesak aparat mengusut pelaku pembantaian itu.
“Emang saya lihat di Youtube, kejam kata saya mah. Walau pun seandainya faktanya memang nyata, nggak begitu banget. Kan ada pihak berwajibnya, ada RT/RW apa dibawa dulu ke desa, ditanya, benar nggak kalau dia maling ampli? Kasihanlah. Kalau menurut saya terlalu sadis itu, terlalu kejam. Kalau bisa pihak berwajib harus memproses,” tegasnya.
Baca: Tragedi Ampli Berdarah, Muhammad Al-Zahra Zoya Tewas Dibakar Massa. Ayo Bantu Keluarga Yatimnya..!!
https://youtu.be/qMGHoNVjbEQ