SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Ignasius Jonan, mengisi Kuliah umum di Gedung Siti Walidah, lantai 7, komplek Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kartosuro, Sukoharjo, Sabtu (5/8/2017).
Rektor UMS, Sofyan Anif, MSI dalam sambutannya menjelaskan awal berdirinya UMS. Dia juga membeberkan bahwa UMS sangat komitmen dengan sumber energi alternatif terutama yang sedang dikembangkan bioenergi.
“Kita fokus pada pemberdayaan energi yang baru dikembangkan bioenergi, ini dirasakan beberapa desa sekitar kita. Yang bisa digunakan langsung dengan listrik hasil olah bioenergi,” katanya di hadapan 500 an peserta.
Acara bertema “Kemandirian dan Keberlanjutan Energi Nasional” itu, Jonan membagi dua pertambangan yakni mineral minyak bumi dan gas alam. Dia menjelaskan bahwa saat ini yang dirasakan masyarakat atas kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebab subsidi pemerintah pada listrik dicabut.
“Tahun pertama sejak reformasi 1998, listrik itu sudah naik. Orang bilang, Saya langganan 900 watt kok naik, ini bukan naik tapi subsidinya dicabut. Kenapa? Dari 23 juta pelanggan 900 VA yang dianggap mampu sekitar 18,5 juta, yang masih disubsidi 14,3 juta pelanggan,” terangnya.
Jonan berharap dengan slogan “Menerangi listrik dipelosok negeri” dapat terealisasi. Target dia, tahun 2017 listrik dipasang 6 Provinsi ter timur Indonesia menerangi sekitar 95.729 rumah.
“Kondisi saat ini 2.519 desa masih gelap gulita sekitar 293.532 rumah. Kalau kita mengedepankan ego ini ya nggak bisa. Makanya pemerintah mati-matian listrik harus dikembangkan,” ucap dia.
Selain itu, Upaya terobosan Jonan, akan mengusulkan satu dispenser gas di setiap pengisian bahan bakar minyak (BBM). Kedepan gas alam menjadi bahan bakar yang disandingkan dengan BBM.
“Kita juga bangun jalur pipa gas untuk kebutuhan rumah tangga. Kalau yang biasa pakai tabung gas 3 Kg itu bisa hemat 30 sampai 50 ribu per bulan,” bebernya. [SY]