SUKOHARJO (Panjimas.com) – Sangat aneh ketika negara maritim sampai mengimpor garam. Keputusan pemerintah mengimpor garam hingga 75.000 ton dari Australia, membuat Presiden IIBF (Indonesian Islamic Business Forum) ikut bicara.
“Itulah yang saya sebut pembelaan, kalau garam saja impor ini tidak masuk akal. Tapi kenapa terjadi?,” ucap Ir. Heppy Trenggono, presiden IIBF sebelum mengisi Silaturrahmi Daerah IIBF di Soto Pak Harno, Sukoharjo, Jumat (4/8/2017).
Tidak hanya garam, Heppy mengungkapkan bahwa Indonesia sanggup membuat pesawat, sebagaimana di era Habibie. Hanya saja dia beralasan, tidak ada pembelaan ekonomi terhadap produk sendiri membuat semua barang konsumtif harus impor.
“Itu tidak hanya terjadi di garam. Ada ikan, bawang, beras semua, sampai pesawat sekarang kita impor, kenapa? Karena kecerdasan ekonomi kita tidak dibangun, pembelaan itu tidak dibangun,” ungkapnya.
Heppy menilai bahwa saat ini rakyat sudah di brandwash dengan banyaknya iklan. Jika pembelaan ekonomi kuat, dia memastikan Indonesia tidak akan impor barang. Justru sebaliknya akan menjadi pemain pasar dengan mengekspor sumber kekayaan alam.
“Simbah-simbah kita dulu makan garam biasa, juga baik-baik saja. Ini perang mainset, ini PR besar kita, sehingga muncul spirit 212. InsyaAllah akan terjadi perubahan itu, setiap orang ada jamannya, setiap jaman ada orangnya. Mudah-mudahan jaman dan orang yang sekarang bikin pusing itu segera berakhir,” cetusnya. [SY]