ISTANBUL, (Panjimas.com) – Sekretaris Jenderal OKI Yousef Al-Othaimeen menegaskan bahwa pelanggaran-pelanggaran Israel yang terus berlanjut di Yerusalem Timur menempatkan tanggung jawab besar di pundak negara-negara anggota OKI.
Othaimeen menambahkan bahwa rakyat Palestina harus diberikan perlindungan internasional.
“Pertemuan ini sangat penting untuk koordinasi antara negara-negara anggota OKI, dalam perjuangannya melawan rencana Israel untuk merebut Al-Aqsa,” katanya Dalam pertemuan darurat OKI di Istanbul pada hari Selasa (01/08), dikutip dari AA.
Sebelumnya pada hari Selasa (01/08), Menlu Turki Melvut Cavusoglu bertemu dengan Sekretaris Jenderal OKI Yousef Othaimeen bersama dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman untuk membahas perkembangan terakhir di kompleks Al-Aqsha di Yerusalem.
Pertemuan tersebut menyusul pekan-pekan kontroversial mengenai tindakan Israel di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem setelah baku tembak mematikan.
Mengkritik tindakan tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pekan lalu menuntut umat Islam untuk menggelar aksi solidaritas untuk melindungi Al-Aqsa.
Tugas Dunia Islam
Setelah menghadapi kutukan internasional, Israel melepas detektor pada hari Jumat (28/07).
Warga Palestina pada hari Sabtu turun ke jalan dan bergegas ke Al-Aqsa untuk merayakan pencabutan detektor logam. Sejumlah umat Islam dari seluruh dunia bergabung dalam perayaan di sekitar Masjid.
Kemudian, berbicara di sebuah konferensi pers bersama Sekretaris Jenderal OKI Yousef Al-Othaimeen dan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki, Menlu Turki Cavusoglu mengatakan bahwa ada upaya untuk menciderai “hak kedaulatan negara Palestina Atas ibukotanya Yerusalem Timur”, dan upaya ini telah ditolak.
Ia mengatakan bahwa Al-Aqsa adalah salah satu dari tiga tempat suci paling suci Islam, yang secara jelas dinyatakan dalam komunike akhir OKI.
Cavusoglu menegaskan dukungan Turki dalam upaya internasional untuk menghidupkan kembali proses perdamaian.
Mewakili Turki, Ia menekankan bahwa “adalah kewajiban dunia Islam untuk berdiri di samping rakyat Yerusalem”.
“Saya berharap bahwa krisis tersebut akan mengajarkan elemen politik Israel untuk mendengarkan suara intelektualnya yang penuh perasaan,” katanya.[IZ]