DAMASKUS, (Panjimas.com) – Kedutaan Besar Rusia di ibukota Suriah Damaskus mendapat serangan mortir pada hari Rabu (02/08), menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dilansir Sputnik.
Gedung Kedutaan “berada diserang tembakan mortir oleh teroris”, catat Sputnik.
Namun, serangan Kedubes Rusia di Damaskus tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Meski begitu, kantor berita Sputnik menambahkan, gedung kedutaan telah mengalami “tingkat kerusakan tertentu”.
Kementerian Luar Negeri Rusia, pada bagiannya, melanjutkan untuk mengekspresikan “penghukuman keras” dari apa yang digambarkannya sebagai “serangan teroris” atas misi diplomatiknya.
Pada 16 Juli, Kedutaan Rusia di Damaskus juga diserang dengan tembakan mortir serupa, menurut Sputnik.
Lebih dari 5.000 warga sipil Suriah dilaporkan terbunuh akibat perang sipil melanda Suriah dalam enam bulan pertama tahun 2017, demikian menurut Syrian Network for Human Rights (SNHR), LSM yang berbasis di London.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]