MAGELANG (Panjimas.com) – Patung Dewa Perang Kwan Sing Tee Koen di Tuban, mulai memunculkan kontroversi. Anang Imamudin, Komandan Laskar FAUIB (Forum Aliansi Umat Islam Bersatu) Magelang ikut angkat bicara.
“Kami tidak habis pikir, apa alasan didirikannya patung Jenderal perang Cina yang terbesar se-Asia Tenggara, bisa berada di bumi Nusantara,” kata Anang, pada Panjimas.com, Rabu (2/7/2017).
Patung seharga 2,5 Milyar itu, menurut Anang menjadi pertanyaan banyak pihak. Jasa apa Jenderal perang Cina tersebut dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahkan, dia menyayangkan tak adanya ijin mendirikan bangunan (IMB).
“Kalau ini benar tidak berijin, tidak ada kata lain kecuali dibongkar dan dirobohkan,” tandasnya.
Anang mengaku aneh jika pendirian patung tersebut diresmikan Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan tetapi tidak berijin. Dia berujar, berarti tim protokoler MPR RI tidak jeli terhadap informasi.
“Yang tidak kalah penting, tanpa melanggar azas toleransi adalah mewaspadai invasi Aseng. Ini bentuk nyata di bumi NKRI, kalau memang toleransi, ayo kita usulkan pemerintah RI membangun patung pangeran Diponegoro di kota Beijing, Tiongkok, berani tidak?,” ujarnya. [SY]