BRAZZAVILLE, (Panjimas.com) – Sebanyak 850.000 anak-anak terpaksa mengungsi di wilayah Great Kasai, Republik Demokratik Kongo (DRC) akibat pertempuran dan konflik yang melanda negara tersebut, menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF) Jumat (28/07), pekan lalu.
Situasi ini membuat wilayah Great Kasai Kongo, menjadi salah satu peristiwa krisis pengungsian terbesar di dunia untuk anak-anak, kata UNICEF dalam sebuah pernyataan.
UNICEF menambahkan bahwa anak-anak menanggung beban kekerasan yang sangat ekstrem.
Lebih dari satu juta orang juga telah dipaksa meninggalkan rumah-rumah mereka akibat gelombang konflik kekerasan di wilayah tersebut, terang UNICEF.
”Kehidupan ratusan ribu anak-anak dan keluarga mereka di Great Kasai telah berubah drastis akibat kekerasan yang brutal ini,” tutur Tajudeen Oyewale, perwakilan UNICEF di Republik Demokratik Kongo (DRC) dalam sebuah pernyataan.
“Sebanyak 1,4 juta orang, termasuk 850.000 anak-anak, telah mengungsi, dengan setidaknya 60.000 orang terpaksa hidup terkatung-katung pada bulan Juni ini saja,” kata Oyewale, dikutip dari AA.
UNICEF dan mitranya telah menerapkan program bantuan tunai untuk penduduk Kongo terlantar yang disediakan bagi tiap rumah tangga sejumlah $ 100 dollar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Wilayah Kasai terdampak konflik yang berkecamuk sejak Agustus 2016 ketika pemimpin sebuah kelompok milisi bernama Kamuina Nsapu dibunuh oleh polisi.
Sejak saat itu kelompok milisi telah menyerang tentara, polisi dan warga sipil yang menyebabkan ratusan kematian.
Gereja Katolik di Republik Demokratik Kongo (DRC) mengatakan sebelumnya bahwa lebih dari 3.000 orang tewas dan lebih dari 1,3 juta penduduk mengungsi selama bentrokan di Kasai.[IZ]