JAKARTA (Panjimas.com) – Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Kemenag menilai, ajang tersebut tidak hanya memperkuat kompetensi siswa, tetapi lebih dari itu juga bisa meningkatkan karakter siswa dalam berbangsa dan bernegara.
“Ajang ini tidak hanya meletakkan nilai-nilai agama dan pengetahuan. Tapi para siswa juga akan dibekali dengan nilai-nilai kebangsaan. Ini yang juga banyak diserukan Pak Menteri (Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, red),” kata Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (2/7/2017).
“Ini merupakan ajang yang strategis dalam rangka mengembangkan bakat, kompetensi, dan prestasi anak muda serta menumbuhkembangkan karakter unggul, yang sekaligus menjadi tema kegiatan ini, yaitu ‘Integritas, Sportivitas, Intelektualitas’. Tiga karakter ini sangat dibutuhkan, terutama di era yang makin kompetitif saat ini.”
Aksioma dan KSM kata Kamaruddin, didesain untuk menjadi sarana dalam membentuk karakter. Event ini dibuat bukan hanya untuk mencari para juara, tetapi lebih sebagai sarana untuk melatih semangat belajar, mengasah tanggung jawab, berperilaku sportif, dan menghargai orang lain.
“Aksioma ini juga dimaksudkan untuk menjadi piranti penguat pendidikan karakter, karena yang dikembangkan dalam ajang Aksioma adalah sportivitas dan juga religiusitas. Sehingga tentu prestasi dalam meraih kejuaraan tidak cukup hanya dengan prestasi kejuaraan, tapi yang lebih dari itu adalah menumbuhkembangkan kejujuran, sportivitas, dan kedewasaan dalam mereka bertanding dalam Aksioma tersebut,” jelas Guru Besar pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar ini.
Menurutnya, salah satu agenda yang penting untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan ini adalah Talk Show bertajuk “Media Sosial Untuk Kampanye Islam Damai” yang merupakan bagian dari program Ekspo Madrasah. Dalam acara ini ditekankan bahwa Islam merupakan agama yang mengedepankan nilai-nilai kebangsaan.
“Acara ini juga bisa menjadi penghargaan besar terhadap pluralitas yang merupakan sebuah keniscayaan di negeri ini,” ujarnya.
“Jadi program ini relevan dan penting di tengah tantangan kampanye ideologi transnasional yang merambah ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk kalangan pelajar, dan dikhawatirkan merongrong persatuan dan kesatuan bangsa.”
Kamaruddin yang juga lulusan Madrasah Aliyah As’adiyah Sengkang ini juga menegaskan bahwa Aksioma-KSM ini merupakan salah satu program strategis Kemenag dalam menginternalisasi nilai-nilai sains yang disertai nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Dengan penguatan itu, Kemenag berharap akan lahir generasi-generasi bangsa yang cinta Tanah Air.
“Siswa-siswa di madrasah adalah generasi masa depan bangsa dan karenanya rasa cinta Tanah Air harus ditanamkan sejak dini. Jadi mereka harus paham bahwa pendiri bangsa ini telah bersepakat untuk menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika,” tegasnya.
Seperti diketahui, ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Kementerian Agama. Kegiatan ini akan digelar pada 7-12 Agustus 2017 di Yogyakarta.
Selain Aksioma dan KSM, acara ini juga akan dilengkapi dengan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), dan Ekspo Madrasah.
Untuk Aksioma sendiri akan diikuti 1.666 siswa, 130 juri, dan 374 pendamping. Sementara untuk KSM diikuti 476 siswa, 68 juri, dan 374 pendamping. Sedangkan untuk LKTI diikuti 204 siswa, 9 juri, dan 102 pendamping. Secara keseluruhan, yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 3.403 orang.
Sesuai agenda, pembukaan acara ini rencananya akan dilangsungkan pada 7 Agustus 2017. Dalam pembukaan itu, selain akan dipimpin langsung Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, juga akan dimeriahkan oleh Cak Nun, Kiai Kanjeng, dan Grup Band Letto.[ES]