SOLO, (Panjimas.com) – Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo hadir dalam “Jihad Pagi MTA” (Pengajian Umum Ahad Pagi) di Gedung MTA Pusat, Jalan Ronggowarsito No 111A Surakarta, Ahad (30/07).
Berbeda dengan acara pekanan Jihad Pagi MTA biasanya, pada kesempatan Ahad (30/07), Panglima TNI diminta menyampaikan “Tausiyah Kebangsaan” yang bertajuk “Tantangan dan Peluang Menjadi Bangsa Pemenang dalam Kompetisi Global”.
Berdasarkan pantauan Panjimas, ribuan jamaah begitu antusias dan secara khidmat mendengarkan “Tausiyah Kebangsaan” Panglima, bahkan ratusan warga MTA dari berbagai daerah meluber di pinggir trotoar halaman Istana Mangkunegaran serta sepanjang jalanan gedung MTA Pusat.
Dalam rombongannya itu, Panglima TNI didampingi Irjen TNI Letjen TNI M. Setyo Sularso, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman, dan Danrem 074/Warastratama Surakarta Kol. Inf. Widi Prasetijono.
Panglima TNI yang tiba di gedung MTA sekitar pukul 07.00 WIB dan disambut dengan hangat oleh Pimpinan Pusat MTA Ustadz Drs Ahmad Sukina.
“Selamat datang Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Jadi perlu saya sampaikan, pengajian umum digelar setiap Ahad diikuti MTA seluruh Indonesia. Kemudian siang setelah Dzuhur ada pertemuan pengurus MTA seluruh Indonesia. Dengan pertemuan ini maka MTA tidak pernah ada Munas,” jelas Ustadz Ahmad Sukina.
Dalam tausyiyah kebangsaannya, Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia merupakan hasil kerja umat Islam, dan yang mempelopori dan memotori energi sosial umat itu adalah para Kiai, Ulama dan Ustadz. Gatot mengingatkan bahwa sebagai generasi penikmat kemerdekaan kita memiliki tugas untuk memelihara, menjaga dan mengisinya.
Selain itu, Jenderal bintang empat itu juga menghimbau kembali kepada para jamaah secara khusus dan umumnya warga Indonesia, agar tetap waspada terhadap komunisme.
“Semua harus diwaspadai agar bangsa (Indonesia) ini tetap damai,” pungkasnya.
Di akhir tausyiyah kebangsaannya, Panglima TNI berpesan, “Selamat bekerja, selamat berjuang, jangan pernah menyerah. Saya titipkan bangsa dan negara Indonesia ke tangan bapak ibu sekalian.”[IZ]