WONOSOBO (Panjimas.om) – Amir Jamaah Ansyarusy Syariah (JAS) Jawa Tengah, Ustadz Suro Wijoyo menyayangkan Presiden Jokowi akan memggunakan dana haji untuk investasi infrastruktur.
Usai musyawarah kerja wilayah (Mukerwil), JAS Jateng, di Balai Latihan Kerja (BLK) Wonosobo, Ustadz Rowi (sapaannya) menilai, pemerintah sah saja ketika menggunakan kekuasan untuk berbuat seenaknya, termasuk menginvestasikan dana tersebut.
“Tapi sepanjang kita ketahui dari fiqih Islam, dana haji itu tidak boleh digunakan kecuali hanya untuk sarana prasarana ibadah haji,” katanya, Ahad (30/7/2017).
Dia mengaku bingung ketika mengetahui pernyataan pimpinan negara rezim saat ini. Sebelumnya tidak pernah ada Presiden yang berfikiran seperti itu.
“Belum ada lima Presiden bahasanya, ngutik-utik dana haji untuk infrastruktur atau lainnya. Jadi aneh, seorang Presiden di negara kaya, sumber alam melimpah, bahkan keuangan alternatif lain juga besar, tapi malah melirik dana yang kecil milik umat Islam,” ungkapnya.
Untuk itu, Ustadz Rowi meminta umat Islam khususnya yang telah menginvestasikan dananya untuk haji mau bersuara. Bentuk perlawanan kedholiman harus terus disampaikan kepada umat.
“Kami sangat menyayangkan dan sangat tidak setuju apa yang dilakukan Presiden. Umat muslim harus berani bersuara bahwa itu salah satu penyelewengan,” ucap dia.
Janji Presiden yang memastikan investasi tersebut bakal untung, beber Ustadz Rowi, bahwa ibadah tidak mengajarkan mencari keuntungan. Tetapi orang kapitalis hanya ingin mencari keuntungan.
“Kalau keuntungan itu yang untung pak Jokowi. Calon haji itu tidak menginginkan keuntungan dunia, dana itu memang dimaksudkan untuk beribadah. Janji untung, untung, untung, nyatanya buntung,” tutupnya. [SY]