MARAWI, (Panjimas.com) – Sedikitnya 9 tentara Filiphina tewas dan 49 lainnya luka-luka menyusul serangan granat oleh kelompok Maute yang berafiliasi dengan Islamic State [IS] di kota Marawi, wilayah selatan pulau Mindanao.
Letnan Jenderal Carlito Galvez, Kepala Komando Mindanao Barat, mengatakan kepada wartawan pada hari Ahad (23/07) bahwa milisi Maute mendekati tentara pemerintah dan melemparkan sebuah granat ke arah pasukan mereka.
Let.Jen Galvez mengatakan serangan Maute pada hari Jumat (21/07) terhadap pasukan Filiphina memicu baku tembak sengit sepanjang hari di pusat kota Marawi, hingga menyebabkan sembilan tentara tewas dan 49 lainnya mengalami luka-luka. Namun, Galvez tidak memberikan rincian lebih lanjut, seperti dilansir Anadolu Ajensi.
Seiring berlarutnya krisis di Marawi, yang kini memasuki hari ke 62, jumlah korban jiwa terus meningkat.
Mengutip data yang dikirim oleh Kepala Urusan Publik Angkatan Bersenjata Filipina Kolonel Edgar Arevalo, GMA News melaporkan total 578 orang tewas dalam konflik tersebut.
Dari korban jiwa tersebut, pasukan pemerintah berjumlah 105 orang. Baru Jumat lalu, jumlah korban tewas di pihak pemerintah berada di posisi 99 jiwa, menurut data Angkatan Bersenjata Filipina.
Sampai dengan 21 Juli, total 428 anggota kelompok Maute terbunuh. Sebanyak 526 senjata api telah direbut kembali oleh militer.
Arevalo juga mengatakan bahwa jumlah korban tewas warga sipil bertahan di angka 45 jiwa, sementara jumlah warga sipil yang berhasil diselamatkan mencapai 1.723 penduduk.
Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan kebijakan Daerah Operasi Militer [DOM] atas seluruh Pulau Mindanao setelah Milisi Maute dan Abu Sayyaf berafiliasi dengan Islamic State [IS] menguasai Marawi pada tanggal 23 Mei.
Sesi gabungan Kongres pada hari Sabtu (22/07) menyetujui perpanjangan status darurat militer di Mindanao sampai akhir tahun ini, 31 Desember 2017.[IZ]