SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Founder Teras Dakwah (TD), Akhid Subiyanto, membongkar gerakannya yang fenomenal di gelaran Solo Muslim Fair, Assalam Hypermart, Kartosuro, Sukoharjo, Jumat (28/7/2017).
Kang Akhid sapaannya mengatakan, TD bermula dari kajian di teras rumah orang tuanya sampai sekarang. Hanya saja, awalnya 70 orang sekarang mencapai 250 an peserta kajian sebab sering mendatangkan tokoh nasional.
“Kita lewat facebook dan web untuk mensosialisasikan dakwah kita. Dulu awalnya kita undang pengusaha steak, yang hadir 100 an orang. Dari sini kita berkesimpulan ternyata ngaji juga perlu tentang wirausaha,” katanya.
Dakwah TD yang berada di kampung Nitikan, Yogyakarta ternyata tidak selalu mulus. Menurut Kang Akhid tantangan dakwah yang masih dirasa, adanya hasutan dan fitnah terhadap TD.
“Teman kampung yang pemuda itu banyak mendapat hasutan dari orang tua mereka. Katanya teras dakwah melenceng, sesat, itu sampai sekarang. Paling orang kampung yang ikut ngaji di TD tinggal dua atau tiga orang,” ujar dia.
Melalui media sosial, TD mendapat respon yang baik. Visi menjadi lembaga sosial yang sesuai dengan Al Quran dan sunah hanya dengan kunci istiqomah. Kang Akhid mengaku sering bersilaturahmi dengan pengusaha muslim untuk mengembangkan dakwahnya.
“Yang penting kita silaturrohmi dengan pengusaha, sehingga ini akan mendatangkan donasi untuk keberlangsungan dakwah kita. TD itu tabrak dulu maksudnya jalan dulu tapi punya komitmen, contoh kajian setiap rabu harus hadir dan tidak boleh berhenti,” ungkapnya. [SY]